|
Kota Depok saat ini mendengar Bank Sampah sudah taka sing lagi, karena pemilahan sampah telah menjadi program yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Depok dalam mengurangi volume sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA), dengan program ini mulai bermunculan Bank Sampah di Kota Belimbing ini. Namun bila diperhatikan, pelaku Bank Sampah khususnya pemilahan sampah skala rumah tangga adalah ibu-ibu yang sudah lanjut usia. Seolah-olah permasalahan sampah merupakan tugas orang tua lanjut usia. “ Mana maulah anak-anak ataupun remaja melakukan pemilahan sampah apalagi dirumah, yang ada pencipta sampah iyah,” ujar Bu Pardi salah satu anggota Bank Sampah di RW 02 Kelurahan Tugu, Cimanggis, kepada depoknews.com, Selasa (23/9/14). Ibu yang mulai sepuh ini mengungkapkan, dirinya melakukan pemilahan sampah yang dihasilkan dari sisa sayur yang tidak terpakai dan barang bekas hasil belanja sehari-hari dirumahnya sendiri. Setelah terkumpul baru disetorkan ke Bank Sampah untuk ditimbang. “ Setiap Selasa kami setor sampah berupa Anorganik seperti kertas, plastic, kardus, botol, lalu ditimbang hasilnya dicacat dalam buku yang telah disediakan pengurus Bank Sampah, setiap bulan uang tersebut bisa dicaikan. Hasilnya lumayan buat tambahan uang belanja,” katanya. “ Sementara hari Jumat kami menyetor sampah organiknya berupa sisa sayur baik matang maupun sisa sayur yang tak terpakai, sisa nasi, dan lainnya. Hasil dari sampah Organik ini dijadikan pupuk kompos yang nantinya buat warga RW 02 yang memerlukan pupuk buat tanaman dirumah,” tutup Bu Pardi. Kesadaran masyarakat terhadap sampah belum seimbang dengan sampah yang diciptakan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga program Pemerintah Kota Depok menjadi Kota Bersih dan sehat belum terwujud secara signifikan. Post Date : 24 September 2014 |