|
KARANGANYAR– Kondisi sanitasi dan sumber air rumah yang dimiliki warga Karanganyar masih tergolong buruk. Pasalnya, 60% sumber air rumah warga diketahui tercemar bakteri. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar, dari 1.155 sumber air rumah yang digunakan warga seharihari, 693 sumber airnya tidak dalam kondisi bersih lantaran sudah tercemar bakteri.Selain itu,jumlah warga yang memiliki jamban di rumahnya masih rendah,yaitu hanya 64,4%. ”Untuk ketersediaan air bersih, 60% sumber air bersih warga mengandung bakteri sehingga belum memenuhi syarat air bersih.Ini menunjukkan kondisi sanitasi di Karanganyar masih belum baik,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Karanganyar Fatkhul Munir di selasela acara kick of meeting Pembangunan Sanitasi di Aula DP2KAD Karanganyar, kemarin. Fakta tersebut sangat memprihatinkan lantaran dapat berimbas terhadap kesehatan warga. Kondisi sanitasi yang buruk rentan menimbulkan sejumlah penyakit seperti diare dan sejumlah penyakit lainnya. Dari data Dinkes, sejak 2009 jumlah penderita penyakit diare terus mengalami peningkatan. ”Sejak 2009 terus merangkak naik dari 17,41% menjadi 20,19% pada 2010. Selain itu,sanitasi yang buruk juga mengakibatkan angka kematian bayi dan balita terus naik,”ungkap Fatkhul. Selain berdampak pada kesehatan warga,kondisi sanitasi yang buruk juga berdampak terhadap tingkat ekonomi warga. Dari hitungan Tim PPSP,potensi kehilangan pendapatan warga akibat sanitasi yang buruk mencapai Rp120.000 per bulan. ”Jumlah ini sangat tinggi. Ini karena sanitasi yang buruk membuat warga sakit. Dan ketika sakit,otomatis warga harus ke dokter, tidak bisa bekerja, dan lainnya,”ujarnya. Fatkhul menegaskan kondisi sanitasi yang buruk tersebut harus menjadi perhatian semua elemen, khususnya Dinas Kesehatan.Pembangunan sanitasi yang baik harus terus digalakkan agar kesehatan warga terjamin dengan baik. ”Kami dari Dinas Kesehatan juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait pentingnya keberadaan sanitasi yang baik.Tapi jika semua bergerak cepat dan terkoordinir jelas,maka persoalan pelik sanitasi bisa diminimalisasi,” tandas Fatkhul. Sementara itu, Sekretaris Daerah Karanganyar Samsi mengutarakan, pemkab terus berupaya ikut memberikan bantuan pembangunan sanitasi yang baik bagi warga. Namun karena keterbatasan anggaran, pembangunan sanitasi yang tersendat. ”Makanya kami juga berharap ada kesadaran dari warga. Mestinya setiap keluarga harus memperhatikan dan menciptakan sendiri karena sanitasi itu masuk dalam ranah pribadi. Jika saluran air masih ada tikus, lalat, nyamuk,maka dipastikan sanitasinya buruk. Itu yang harus menjadi perhatian kita,”tandasnya. farid firdaus Post Date : 25 April 2012 |