|
Sigi, Kompas - Hingga Rabu (3/4), tim Tagana dan warga Dusun Manggalapi, Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terus melakukan pencarian terhadap dua warga yang hanyut terbawa banjir bandang pada Senin malam. Sementara itu, untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi terpaksa menggunakan jasa ojek. Kepala BPBD Sigi Rezmin Lase, Rabu sore, mengatakan, pencarian Eti dan Oko terus dilakukan terutama di wilayah aliran Sungai Manggalapi yang meluap Senin malam. Kedua warga ini dinyatakan hilang pasca-terjangan banjir bandang. Enam warga lain yang hanyut bersama keduanya ditemukan Selasa pagi dalam keadaan selamat, tetapi menderita luka-luka. ”Kami berharap masih bisa menemukan keduanya, syukur-syukur dalam keadaan hidup. Kondisi akses yang sulit menuju Manggalapi memang menyulitkan petugas dan tim Tagana yang diterjunkan ke sana. Bahkan, bantuan saja sulit disalurkan,” kata Rezmin. Bantuan baru mulai bisa disalurkan pada Rabu pagi, itu pun dengan menggunakan jasa ojek yang biayanya Rp 350.000 sekali jalan. Pada Rabu, pihak BPBD menyewa dua ojek untuk membawa bantuan berupa selimut, mi instan, obat-obatan, dan makanan kaleng. Data sementara yang diperoleh BPBD Sigi menyebutkan ada 1 rumah hanyut dan 2 rumah rusak berat. Sementara rumah lain tergenang lumpur, tetapi tidak rusak. Saat ini banyak warga yang mengungsi ke tempat yang lebih aman karena khawatir banjir susulan akibat hujan yang terus turun. Selain itu, sawah dan kebun warga juga rusak akibat terendam lumpur. Tobin Sirumpa, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, berharap pemerintah mengatasi aliran Sungai Manggalapi yang melalui desa mereka. Sementara itu, angin puting beliung menerjang wilayah Lampung Barat, Selasa (2/4) sore. Satu rumah dilaporkan rusak berat akibat peristiwa alam ini. Kepala BPBD Lampung Barat Okmal, Selasa malam, mengatakan, bangunan yang rusak itu adalah rumah toko yang digunakan untuk berjualan pulsa telepon seluler di Pekon Semarangjaya, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat. Jabar rawan longsor Secara terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono mengungkapkan, lebih dari separuh kejadian longsor di Indonesia pada tahun 2013 terjadi di Jawa Barat. Akibatnya, 30 orang meninggal tertimbun tanah. ”Jawa Barat masih menjadi daerah paling rawan longsor di Indonesia. Kerawanan tempat tinggal, jenis tanah, hingga hujan deras sepanjang waktu menjadi penyebab utama,” kata Surono.(REN/CHE/JON) Post Date : 04 April 2013 |