|
KARANGANYAR- Penelitian yang dilakukan Tim Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) menyebutkan dari 1.455 sampel rumah yang diteliti air yang digunakan sehari-hari, ternyata hanya 450 sampel yang memenuhi syarat air bersih. '' Atau hanya 40,25 %, hampir 60 % sisanya mengandung bakteri E-Coli sehingga belum memenuhi syarat air bersih. Ini memang penelitian secara bakteriologi, sebagai salah satu indikasi adanya sanitasi yang baik,'' kata Fatkhul Munir, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular Masyarakat, Dinkes Karanganyar, Selasa. Di depan peserta sosialisasi kick of meeting pembangunan sanitasi, yang digelar tim yang terdiri dari Bappeda, Dinkes, Dappeda Provinsi Jateng, dan tim dari pusat, dikemukakan beberapa hasil penelitian yang cukup memprihatinkan. ''Yang diteliti adalah air yang dikonsumsi oleh masyarakat, terutama yang menggunakan air sumur atau air tanah. Sebab yang menggunakan air PDAM baru sekitar 36.000 rumah saja, tidak ada 25 % dari keseluruhan warga Karanganyar,'' kata dia. Selain ketersediaan air bersih yang belum memenuhi syarat air bersih yang sehat, juga ketersediaan jamban rumah yang ternyata masih sekitar 64,4 %. Sisanya masih belum memiliki jamban keluarga. Juga saluran pembuangan limbah air, hanya 58,9 % rumah yang memiliki. Tempat sampah juga hanya disediakan oleh 40,24 %, sisanya belum ada tempat sampah khusus keluarga. ''Artinya, secara umum masih ada 40 % keluarga di Karanganyar yang sanitasinya masih buruk. Ini yang memerlukan percepatan, sebab jeleknya kualitas sanitasi permukiman mengakibatkan dampak sosial, ekonomi dan kualitas kesehatan,'' kata dia. Dia mengatakan, salah satu indikasinya adalah masih tingginya angka kematian bayi dan balita. Totalnya 265 kematian per 1.000 jumlah penduduk, yang terdiri dari 121/1000 penduduk untuk bayi dan 144/1.000 penduduk untuk kematian balita.'(an-50) Post Date : 26 April 2012 |