595 Rumah Terendam

Sumber:Kompas - 29 Desember 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, KOMPAS - Sebanyak 595 rumah di Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, serta di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kembali dilanda banjir akibat luapan Sungai Citarum. Kawasan itu pernah dilanda banjir pada bulan November 2009.

Sebanyak 345 pengungsi banjir Kecamatan Majalaya mendapatkan perawatan tim medis.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Luciyati di Bandung, Senin (28/12), mayoritas pengungsi menderita nyeri otot, eksim, infeksi saluran pernapasan akut, gangguan pencernaan, dan diare.

Di Baleendah, hingga Senin, ketinggian air masih sekitar satu meter. Ketinggian itu menyurut jika dibandingkan dengan ketinggian pada Sabtu malam yang mencapai 2,5 meter.

Deni Hamdani (28), warga RT 01 RW 20, menuturkan, banjir mulai datang pada Jumat malam. Saat itu ketinggian air masih di bawah tumit. Namun, Sabtu malam, hujan deras memicu Sungai Citarum meluap dan membanjiri permukiman. Dalam waktu kurang dari satu jam, ratusan rumah warga langsung terendam.

Sebagian besar rumah warga telah ditinggalkan. Hanya ada beberapa rumah bertingkat yang masih ditinggali karena warga berpindah ke lantai atas. Sebanyak 218 warga Baleendah mengungsi ke gedung sekretariat sebuah partai politik. Sebenarnya, pemerintah kecamatan menyediakan tempat pengungsian di empat titik, tetapi warga tidak mau menempatinya karena jauh dari rumah.

Puluhan warga lain mengungsi di masjid kampung karena bangunannya tinggi dan bertingkat. Sebagian lain memilih menumpang di rumah saudaranya.

Ketua RW 20 Kelurahan Baleendah Jaja mengatakan, banjir kali ini tidak terlalu tinggi dibandingkan banjir tahun 2008 yang mencapai lebih dari tiga meter. Penyebabnya, Sungai Citarum sepanjang 400 meter telah ditanggul. ”Namun, masih ada sekitar 100 meter lagi yang belum ditanggul,” katanya.

Untuk mempercepat banjir surut, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum mengerahkan dua mesin pompa air.

Koordinator Taruna Siaga Bencana Kabupaten Bandung Dadang Wahidin mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tiga perahu karet dan lima perahu kayu untuk mengevakuasi warga. Tim penyelamat disiagakan 24 jam hingga air surut.

Untuk penanganan pengungsi, Kecamatan Baleendah membangun dapur umum di kantor camat. ”Kami mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bandung, berupa 2 ton beras, 40 dus mi instan, 15 dus sarden, serta 1.000 losion antinyamuk,” kata Camat Baleendah Ruli Hadiana.

Di pengungsian, warga tidur seadanya dengan beralaskan tikar di aula gedung. Mereka mengeluhkan banjir yang terus-menerus menimpa warga.

”Saya sudah bosan banjir. Baru saja bulan lalu (November) pulang mengungsi, sekarang harus mengungsi lagi, padahal anak-anak harus sekolah dan bekerja,” kata Anna (52), ibu empat anak.

Minta dikeruk

Warga mengharapkan tindakan nyata dari pemerintah untuk mengantisipasi banjir tahunan. Mereka menginginkan pengerukan Citarum sehingga sungai itu tidak meluap setiap kali hujan.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, pengelolaan Citarum sebagai sungai nasional berada di tangan pemerintah pusat. ”Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk penanganan banjir di Bandung. Namun, pengerukan tidak bisa dilakukan provinsi karena itu kewenangan pusat,” katanya. (CHE/REK)



Post Date : 29 Desember 2009