Dinas Kebersihan DKI Jakarta akan membuat Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) sementara ramah lingkungan yang memiliki Standar Nasional Indonesia
(SNI). Hal ini dilakukan menyusul perolehan penghargaan Adipura oleh Pemprov
DKI Jakarta.
TPS tersebut akan melengkapi seluruh Rukun Warga
(RW) yang ada di Jakarta. Saat ini, hanya terdapat 191 TPS di seluruh wilayah
Jakarta. Sementara total jumlah RW di Jakarta mencapai 2.706 RW.
"Idealnya di satu RW tersedia satu TPS ramah
lingkungan berstandar SNI. TPS tersebut dilengkapigreen belt dan buffer
zone dengan
taman aromatik penyerap bau, seperti bambu, cendana dan melati," ujar
Kepala Dinas Kebersihan Unu Nurdin di Balai Kota Jakarta, Selasa (11/6).
Hal ini dilakukan untuk mempertahankan Piala
Adipura yang telah diraih tiga kotamadya. Prestasi ini merupakan hasil jerih
payah seluruh komponen masyarakat dan aparat mulai dari tingkat kelurahan,
kecamatan hingga kota administrasi.
"Prestasi ini, merupakan kebanggaan bagi
seluruh masyarakat Jakarta, karena telah berhasil menjaga kebersihan dan
keindahan lingkungannya," jelasnya.
Menurutnya, Adipura sebenarnya hanya sasaran
antara, karena yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan kesadaran dari
masyarakat dan menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat.
"Jangan ada lagi yang membuang sampah
sembarangan, seperti ke kali dan saluran air karena dapat merusak lingkungan
dan mengakibatkan banjir," jelasnya.
Pakar Persampahan dari Indonesia Solid Waste
Asosiation (INSWA) Sri Bebassari mengatakan penyediaan TPS di dalam kota
Jakarta merupakan kebutuhan mutlak dalam sistem pengelolaan sampah. Fasilitas
pengolahan sampah pun sebaiknya juga ada di dalam kota Jakarta.
"Jakarta harus memiliki WC sampah di dalam
kota, tidak hanya WC di kampung tetangga," kata Sri yang dijuluki Ratu
Sampah ini.Bengkalis, H Herliyan
Saleh menerima piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya,
di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin malam (10/6). Penghargaan ini berkat komitmen
masyarakat kota Bengkalis yang mempertahankan kota bersih, asri dan nyaman.
Piala Adipura diberikan kepada
kota yang menunjukan kinerja pengelolaan lingkungan hidup dengan baik, seperti
masalah kebersihan, penghijauan dan kesadaran masyarakat dalam pengelola
sampah. Jumlah kota yang mendapat penghargaan pada tahun 2013 ini, sebanyak 109
kota dengan kategori, kota metropolitan, besar, sedang dan kecil. Sedangkan
kota Bengkalis meraih piala Adipura dari kategori kota kecil. Selain Bengkalis,
untuk Provinsi Riau kota yang meraih piala Adipura adalah, kota Pekanbaru dan
Siak.
“Kita patut bersyukur, berkat kerja keras dari
seluruh elemen masyarakat dan aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup,
akhirnya kita kembali mempersembahkan Piala Adipura,” ungkap Bupati Bengkalis,
Herliyan Saleh seperti disampaikan Kabag Humas Setda Bengkalis, Andris Wasono
via handpone kepada wartawan usai penyerahan Piala Adipura.
Diungkapkan Herliyan, sebenarnya Piala Adipura
selain sebagai sebuah kebanggaan, sekaligus sebagai tantangan bagi masyarakat
kota Bengkalis untuk serius akan pengelolaan lingkungan dengan baik. Untuk itu,
seluruh aparatur Pemkab Bengkalis harus bekerja keras dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat agar konsisten menjaga kebersihan lingkungannya. “Kita
patut berterima kasih kepada masyarakat, khususnya petugas kebersihan yang bertanggungjawab
terus menjaga kebersihan kota Bengkalis,” ungkapnya.
Sebagai wujud perhatian terhadap petugas
kebersihan yang mampu mempertahankan Bengkalis sebagai kota terbersih, Pemkab
Bengkalis akan memberikan bonus sebesar Rp 1 juta. Sesuai rencana penyerahan
bonus kepada petugas kebersihan ini, akan diserahkan secara simbolis pada
penyambutan piala Adipura pada Kamis (13/6) mendatang.
Bupati Bengkalis mengajak seluruh masyarakat
kota Bengkalis untuk mempertahankan kebiasaan hidup bersih. Terlebih pada bulan
September nanti, tim penilaian Adipura akan kembali datang ke kota Bengkalis
untuk menilai untuk penghargaan berikutnya.
“Kedepan penilaian piala adipura lebih
mengedepankan bagaimana pengelolaan sampah dengan metode 3 r (reduce, reuse dan
recycle). Langkah ini sebagai upaya mengurangi volume sampah. Masyarakat mulai
dari hulu (sampah rumah tangga) dan hilir (tempat pembuangan sampah) harus
bekerja sama dan komitmen untuk menciptakan suasana bersih,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup,
Balthasar Kambuaya, mengapresiasi kepada daerah yang komitmen mengelola
lingkungan hidup. Namun diingatkan pengelolaan lingkungan hidup jangan hanya
terkesan untuk mengejar Adipura semata, tapi harus selalu diterapkan setiap
waktu.
Post Date : 12 Juni 2013
|