59.714 Warga Kesulitan Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 10 Oktober 2005
Kategori:Air Minum
WONOGIRI - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berimbas kepada harga jual air bersih di Wonogiri selatan. Penjualan air bersih dengan mobil tangki mengalami kenaikan harga sekitar 30 persen. Kenaikan itu ditentukan oleh para sopir mobil tangki, dengan alasan harga solar juga naik.

Para sopir meminta masyarakat bisa memahami kenaikan harga air semata-mata karena penyesuaian kenaikan harga BBM.

''Kalau harga airnya tetap, tetapi biaya angkutan naik, sebab harga solarnya naik,'' ujar Parno, salah seorang sopir tangki air.

Melihat kondisi seperti itu masyarakat hanya bisa pasrah, sebab air merupakan kebutuhan mereka sehari-hari.

Camat Pracimantoro, Drs Teguh S, dan Camat Eromoko, Drs Pudji MM, membenarkan adanya kenaikan harga jual air melalui mobil tangki. Kenaikannya berkisar 30 persen. Dicontohkan, harga air ke Dusun Tileng, Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro, semula Rp 65 ribu/tangki, kini naik menjadi Rp Rp 90 ribu/ tangki. Harga tersebut merupakan harga air melalui pelayanan mobil tangki umum. Kemudian untuk mobil tangki bantuan Pemkab, terpaut Rp 10 ribu lebih murah. Tapi tangki bantuan Pemkab terbatas, sebab di Kecamatan Pracimantoro hanya ada satu unit.

Warga di Wonogiri selatan berharap musim kemarau segera berakhir, agar bencana kekeringan yang dialami segera berakhir. Sebab, ada sejumlah 14.559 KK (59.714 jiwa) warga pada 185 dusun di 27 desa dalam 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, saat ini mengalami kesulitan air.

''Sebab, untuk membeli air satu tangki berkapasitas lima ribu liter setara dengan menjual gaplek (singkong kering) seberat 180 kilogram,'' ujar Suradi, warga Desa Gambirmanis, Kecamatan Pracimantoro. Dia menyatakan, harga gaplek Rp 500,-/kg.

Meski telah dibuat irit, setiap minggu diperlukan paling tidak satu tangki, sehingga untuk satu bulan dibutuhkan dana Rp 360 ribu.

Itu artinya, tambah Suradi, ketika musim kemarau berlanjut lima bulan, dana pembelian air mencapai Rp 360 ribu x 5 = Rp 1,8 juta atau setara dengan penjualan gaplek sebanyak 3.600 kg. Ketika data keluarga yang kesulitan air sebanyak 14.559 KK, dana pembelian air mereka selama lima bulan totalnya mencapai Rp 26,206 miliar atau setara dengan penjualan gaplek sebanyak 52,412 juta Kg.

Kabag Sosial Ekonomi (Sosek) Drs H Supatno MM mengatakan, bagi warga kurang mampu diberikan bantuan air gratis dari Pemkab serta pihak ketiga yang peduli.

Pelayanan air memakai mobil tangki diarahkan pada penduduk yang tidak terjangkau pelayanan ledeng pedesaan yang memanfaatkan sumber air setempat. Sebab, sebagian warga dapat memanfaatkan fasilitas sumur bantuan dari Menteri ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) di Duwet, sehingga bermanfaat bagi tercukupinya kebutuhan warga di dua dusun.

Kemudian di Danggolo, Desa Suci, bermanfaat untuk sekitar 250 KK. Juga pelayanan ledeng pedesaan dari sumber air Waru di Kecamatan Paranggupito. Pemkab juga memberikan bantuan mobil tangki yang dioperasikan di Kecamatan Paranggupito, Pracimantoro, dan Giritontro. (P27-55h)

Post Date : 10 Oktober 2005