|
Kesadaran masyarakat Kota Pasuruan dalam hal kebersihan ternyata masih sangat kurang. Pasalanya sebagian besar masyarakat Kota Pasuruan masih buang air besar (BAB) di sembarang tempat. Misalnya di Dusun Ngegot, Kelurahan Kebongagung, KecamatanPurworejo, dan Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo. Seorang warga Dusun Du Gambir, Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo, Lia Faria mengaku selama ini ia dan keluarganya BAB di tambak atau di sungai. Kebiasaan itu juga dilakukan warga di sekitar rumahnya. Bahkan, ada beberapa warga yang BAB di pekarangan di sekitar rumah. "Bisa dikatakan semuanya, sebab satu RT yang punya WC cuma tiga orang. Jadi jangan heran kalau di tambak banyak "ranjaunya"," kata wanita yang berprofesi sebagai guru TK ini, Senin (10/11/2014) Ibu dua anak ini, menuturkan sebelumnya Pemkot Pasuruanpernah membangun WC umum untuk warga setempat. Namun, WC umum itu kini sudah digusur karena ada pembangunan perumahan. Senada dikatakan, Nanik (35) yang mengaku BAB di sungai dekat rumahnya. "Sudah lama itu menjadi tradisi," terangnya. Ia mengatakan, sebenarnya dirinya ingin memiliki WC di rumahnya. Namun, karena alasan tidak memiliki biaya maka keinginan itu hingga kini belum dapat terwujud. Sanitasi sepesialis program Initiatives for Watsan Improvement through Networking Support (IWINS) dari United States Agency for International Development (USAID), Pudji Astuti mengatakan, hampir 40 persen warga di Kota Pasuuruan tidak mempunyai WC. Selain tidak memiliki biaya, hal itu dikarenakan banyak rumah-rumah dibangun berdempetan. "Ada yang tidak mempunyai WC, tetapi ada juga yang punya WC tapi pembuanggannya langsung ke sungai atau selokan. Alasannya tidak ada biaya, dan sebagian besar rumah mereka berdempetan sehingga tidak bisa membangun septik tank," terang Pudji. Pudji mengatakan, USAID melalui program IWINS telah melakukan pemberdayaan masyarakat lewat kegiatan sekolah lapangan. Sekitar lima bulan, mulai Mei hingga Oktober 2014, sebanyak 50 peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga, kader posyandu, pengurus RT/RW, mengikuti sekolah lapangan yang dipandu oleh area manager IWINS. "Atas dasar itutlah, kami mencoba membantu dengan pemberdayaan masyarakat melalui sekolah lapangan. Disitu, peserta akan diberikan materi mengenai pengolahan limbah rumah tangga dan seputar sanitasi sehat," terangnya Project Manager IWINS, Arif Lukman Hakim mengatakan, IWINS merupakan program tiga tahun, 2014-2016 yang didanai oleh USAID. Melalui program tersebut, 15 fasilitas air bersih dan sanitasi bagi 6900orang akan dibangun di 3 pesanrren dan 12 kelompok masyarakat di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Program tersebut, kata Arif, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan membangun jaringan kemitraan antara pemerintah daerah, swasta, dan organisasi masyarakat untuk mendukung perbaikan akses air bersih dan sanitasi. "USAID mendukung strategi pemerintah Indonesia dalam meningkatkan akses air minum yang aman dan sanitasi yang lebih baik, guna mengurangi diare serta penyakit bawaan air lainnya," terang Arif. Post Date : 11 November 2014 |