|
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, secara nasional BAB
di tempat terbuka jadi masalah serius. Data UNICEF (2011), 26 persen
penduduk masih buang hajat di tempat terbuka seperti sungai, sawah dan
kebun.
Buang sampah sembarangan berakibat 76 persen air sungai di Sumatera, Jawa, Sulawesi tercemar limbah baik organik dan logam berat. "Dari prosentase itu, 53 sungai tercemar bahan organik dan 11 sungai tercemar logam berat. Air sungai utama inilah yang menjadi konsekuensi air minum sehingga produksi air minum menjadi mahal," tuturnya. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Imam S Ernawi, mengatakan saat ini akses masyarakat terhadap sanitasi baru sekitar 58 persen dan ditargetkan tahun 2025 meraih kondisi akses sanitasi sehat bagi seluruh rakyatnya atau 100 persen pada 2025. "Pemeritah optimistis bahwa target sanitasi yang ditetapkan dalam Millennium Develompent Goals (MDGs) bisa tercapai sehingga akses sanitasi menjadi 62 persen tahun pada 2015," katanya. Air bersih dan sanitasi memang telah menjadi keprihatinan dunia pada beberapa tahun akhir ini. Keprihatinan ini didasarkan atas fakta bahwa masih banyak penduduk dunia, terutama penduduk miskin, yang tidak memilik akses terhadap air bersih dan sanitasi. Survey ESI, WSP-World Bank 2013 menujukkan bahwa kondisi sanitasi tidak layak dapat menyebabkan kerugian ekonomi setidaknya tiga persen dari PDB. Penurunan kesehatan menyebabkan potensi kerugian hingga sebesar Rp 29,1 Triliun. Survey ESI menyatakan salah satu penyebab banyaknya penderita gizi buruk di Indiaialah karena banyak penduduk yang tidak menggunakan toilet atau jamban saat melakukan BAB. Upaya semua pihak dalam mendukung perbaikan sanitasi memang bukanlah isapan jempol semata. Faktanya, dalam menghentikan praktek BABS, pada 2013 lalu Wakil Sekretaris Jenderal PBB meluncurkan "call to action" yang mengutamakan penghapusan praktek BABS pada 2025.
Menurut badan kesehatan dunia (WHO), sampai dengan tahun 2008
sedikitnya 900 juta penduduk dunia tidak memiliki akses terhadap air
bersih yang baik dan 2,6 milyar penduduk dunia belum memiliki akses
terhadap sanitasi. (Eko Sutriyanto) Post Date : 09 Mei 2014 |