Sekretaris daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Salem
mengatakan hanya dua opsi yang bisa menyelesaikan bencana banjir Benanain yang
melanda pemukiman penduduk setiap tahunnya, yakni membangun tanggul raksasa
atau bendungan-bendungan kecil.
"Hanya ada dua opsi yang bisa menyelesaikan masalah banjir yang melanda
Kabupaten Malaka," kata Frans Salem kepada wartawan, Kamis, 18 Juli 2013.
Benanain merupakan sungai terbesar yang membelah tiga kabupaten di Pulau Timor.
Setiap musim hujan, sungai ini selalu meluap mengakibatkan 16 desa di Malaka
Barat selalu tergenang banjir.
Pemerintah, menurut dia, pernah mengusulkan agar masyarakat di bantaran sungai
Benanain direlokasi ke tempat yang lebih aman, namun ditolak masyarakat.
"Tidak ada opsi untuk merelokasi penduduk, karena masyarakat
menolaknya," kata Frans.
Dua opsi penyelesaian banjir Benanain ini, katanya, membutuhkan dana cukup
besar. Saat ini di sepanjang bantaran sungai di wilayah Malaka Barat sudah
tersedia tanggul yang dibangun sejak beberapa tahun lalu. "Hanya saja
tanggul tersebut jebol sejak banjir bandang 2011 lalu, hingga kini belum
diperbaiki," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah daerah akan mengusulkan dua opsi ini ke pemerintah
pusat untuk mengatasi banjir yang selalu melanda daerah itu, pada musim hujan.
"Kami berharao pemerintah pusat menyetujui satu dari dua opsi yang
ditawarkan," katanya.
Kepala BPBD NTT, Tini Thadeus mengatakan sampai saat ini banjir masih merendam
ratusan rumah warga di daerah tersebut. Pasalnya banjir yang melanda Malaka
Barat telah membentuk sungai baru yang membelah desa-desa di kecamatan itu.
"Masih ada warga di tempat-tempat pengungsian," katanya.
Post Date : 18 Juli 2013
|