Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendesak operator air, PT
Aetra Air Jakarta (Aetra), untuk menekan angka kebocoran air yang mencapai di
atas 40 persen. Angka itu jauh di atas kebocoran rata-rata air nasional sebesar
33 persen.
"Aetra
harus menekan angka kebocoran, jangan terlalu banyak program buat instalasi,
tapi atasi kebocoran tidak bisa," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta saat
peresmian workshop Instalasi Pengelolaan air (IPA) PT Aetra di Kalimalang,
Jumat (14/6).
Tingkat
kebocoran air bersih (non revenue water) Aetra bulan Maret tahun 2013 mencapai
45,07 persen. Angka itu sedikit di atas Palya yang mencapai 37,9 persen.
Kebocoran itu disebabkan buruknya pengawasan terhadap instalasi pipa yang
bocor, termasuk pencurian air resmi dan tidak resmi.
Basuki
menekankan Aetra untuk memperkuat pengawasan dengan rutin melakukan pengecekan
terhadap meteran air yang dikelolanya. "Jangan sampai ada keluhan
pelanggan terkait tagihan yang tidak sesuai dengan pengunaannya. Jangan juga
senang dibayar lebih dari yang ditagihkan," ujar dia.
Basuki
mengatakan itu karena dirinya pernah menjadi korban kenakalan operator air yang
membuatnya harus membayar tiga kali lipat. Karena itu, ia berharap pembangunan
IPA ini tidak menjadi sia-sia. Kebocoran air bisa menyebabkan perbedaan harga
air dan biaya yang harus ditanggung pelanggan.
Direktur
PAM Jaya, Sri Widayanto, mengakui masih ada wilayah yang tidak dapat dijangkau
oleh dua operator Aetra dan Palyja seperti daerah rusun Pluit. Pihaknya
memprogramkan penyulingan air bersih dari Waduk Pluit yang khusus diperuntukkan
bagi warga rusun tersebut. "Air bersih seharga 1.050 rupiah per kubik
untuk 10 kubik pertama bagi warga miskin. Untuk rusun harganya 3.500 rupiah per
kubik untuk warga rusun sewa sederhana dan 5.500 rupiah bagi rumah susun
kategori sedang," ujar dia.
Tarif
yang dikenakan bagi kelompok warga itu sudah sesuai tarif yang ditetapkan dalam
Surat Keputusan Gubernur Tahun 2007. Rencana penyediaan air bersih itu nantinya
dimulai di Rumah Susun Pluit Jakarta Utara.
Distribusi
air ini diharapkan akan merambat ke wilayah lain di sekitar rusun pada beberapa
waktu ke depan. Teknologi yang digunakan dalam penyulingan ini adalah
mikrohidrolis dengan sistem Mobile Water Treatment. Teknlogi canggih itu akan
melalui beberapa tahapan, seperti koloidisasi, ion exchange, dan karbonatif
yang membuat air berkualitas di atas rata-rata.
"Teknologi
ini, dalam tahap pemasangan nanti, baru dipasang ke setiap unit rusun. Pekan
depan kita harapkan selesai," ujar dia.
Post Date : 17 Juni 2013
|