|
Mendukung pembangunan ramah lingkungan, Pemkot Jakarta Selatan
menggalakkan pembangunan Bank Sampah. Termasuk di lingkungan kantor
walikota.
“Keberadaan Bank Sampah di kantor walikota sangat penting untuk menekan produksi sampah karyawan dan pengunjung di lingkungan kantor,” kata Kepala Bagian Umum dan Protokol Jaksel, Djohari, Selasa (29/4). Sampah yang dihasilkan itu umumnya berupa plastik bekas minuman, bekas peralatan kantor, kulit buah-buahan dan kulit sayuran dari kantin. Sampah tersebut dikumpulkan petugas cleaning service (CS) di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) di area samping posko Pemadam Kebakaran. Di Bank Sampah, sampah itu dipilah antara sampah organik dan non-organik. “Dalam dua hari sekali sampah yang terkumpul di kantor Pemkot Jaksel rata-rata berkisar dua kontainer,” ucapnya. Khusus sampah non-organik sebagian besar gelas plastik bekas minuman dan sejenisnya dikumpulkan dan dijual ke penampungan. Sedangkan sampah organik berupa dedaunan, kulit buah-buahan dan sayuran diolah menjadi pupuk komposting.. Pupuk yang dikemas dalam bungkusan plastik inilah yang digunakan kembali untuk pemupukan pepohonan di dalam ruangan dan luar ruangan di lingkungan kantor. “Setelah sekitar 4 bulan memproduksi pupuk dari Bank Sampah, pepohonan tampak mulai subur karena dirawat khusus sehingga kantor walikota tampak lebih asri, indah dan teduh,” imbuhnya. Karyawan maupun pengunjung mendukung pengolahan sampah melalui Bank Sampah mengingat produksi sampah memang terus meningkat. “Bank Sampah di masyarakat sudah waktunya ditambah agar tidak terjadi ledakan bom waktu lantaran produksi sampah yang terus melimpah,” ujar Leni Hastuti, pengunjung. (Rachmi) Teks :Kabag Umum dan Protokol Jaksel, Djohari memantau Bank Sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di kantor Walikota Jaksel Post Date : 30 April 2014 |