|
Sekitar 20 persen produksi sampah di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang dihasilkan sebanyak 560 ton per hari tidak terangkut, lantaran keterbatasan sarana pengangkutan dan petugas kebersihan. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, Mukyar, di kantornya, Banjarmasin, Selasa (28/5) mengakui dari sisa 20 persen sampah yang terangkut itulah yang seringkali membuat kota ini kotor dan tak berhasil meraih penghargaan Adipura. Menurutnya, dari 560 ton sampah per hari tersebut yang berhasil diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih sekitar 305 ton saja, selebihnya sampah ada yang diolah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di beberapa lokasi di Banjarmasin ini. "Sampah di TPST ada yang dipilah menjadi barang beharga ada pula yang diolah menjadi pupuk organik," tambahnya. Selain itu juga ada sampah yang dikelola oleh bank sampah yang jumlah di Banjarmasin ini sebanyak 37 unit. "Bank-bank sampah di kelola kampung-kampung di Banjarmasin tersebut telah pula memberikan kesejahteraan masyarakatnya, sehingga pongelolaan bank sampah akan terus ditingkatkan hampir di seluruh wilayah kota," tuturnya. Kurang terangkutnya sampah tersebut lantaran armada pengangkutan sampah berupa truk hanya 37 unit, padahal idealnya minimal 70 unit. "Oleh karena itu, kedepan, Pemkot Banjarmasin akan melakukan pembelian sejumlah truk yang pada tahun 2013 ini sebanyak 7 unit dan APBD perubahan akan ditambah lagi 15 unit dengan dana sekitar Rp4 miliar," tuturnya. "Dengan adanya penambahan truk tersebut, diharapkan semua sampah bisa terangkut ke TPA dan sebagian lagi menjadi barang berharga yang dapat dikelola masyarakat, dengan demikian Banjarmasin akan kian bersih dan meraih Adipura," demikian Mukyar menyatakan harapannya.
Post Date : 29 Mei 2013 |