|
Sampah selalu menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi kota besar seperti di Surabaya. Kota yang dipimpin Tri Rismaharini ini tidak bisa menghilangkan sampah 100 persen.
Meski begitu, Risma, Wali Kota wanita pertama di Surabaya ini berusaha membebaskan Kota Pahlawan dari sampah, 10 persen per tahun. Caranya, dengan memberikan kesadaran ke masyarakat terhadap lingkungan dengan mengolah sampah.
"Untuk merdeka 100 persen dari sampah jelas tidak mungkin. Tapi dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dengan mengolah sampah. Jumlah sampah bisa menurun 10 persen per tahun," kata Risma dalam sambutan di launching "Surabaya Merdeka dari Sampah" di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya, Kamis (11/9/2014).
Risma juga menginginkan semangat kemerdekaan tetap terus dimiliki warga Surabaya. Ia mengungkapkan, saat zaman penjajahan, para pejuang hanya bersenjatakan bambu runcing bisa menang.
"Dulu berjuang dengan bambu runcing kita bisa menang. Sekarang kita juga harus menang dengan berjuang mengelola lingkungan demi kota kita," ujar Risma di depan lurah, camat dan kader lingkungan se Surabaya.
Sementara, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DKP Kota Surabaya Wisnu Wibowo mengungkapkan, masyarakat Surabaya saat ini sudah memiliki kesadaran tinggi tentang sampah. Terbukti makin banyaknya rumah kompos. Masyarakat yang peduli dengan lingkungan, kini mengolah sampah yang bisa didaur ulang.
"Selain itu juga kita adakan lomba kebersihan antar kampung dan lomba kebersihan bantaran sungai yang pelaksanaannya melibatkan masyarakat secara langsung," ujarnya.
Dari data Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang diperoleh detikcom, saat ini jumlah sampah di Kota Surabaya terus mengalami penurunan 500 ton per hari. Jika sebelumnya 1.600 ton per hari, kini volume sampah tinggal 1.100 ton per hari.
Post Date : 12 September 2014 |