Krisis air bersih di Wonogiri bagian selatan pun mulai
menyeruak kepermukaan.
Bahkan Camat Giritontro Joko Waluyo mulai blusukan
ke Bagian Kesra Pemkab Wonogiri untuk meminta pertolongan dana pengadaan air
bersih. Pada saat sama ribuan warga kecamatan lain yakni Pracimantoro dan
Paranggupito sudah mulai membeli air ke swasta, seiring keringnya tandon air di
rumah mereka.
"Anomali cuaca tahun ini yang cenderung basah
sebenarnya sudah menolong banyak warga Wonogiri bagian selatan. Sebab mereka
bisa berlebaran tanpa kekurangan air, sehingga harta, ternak dan cadangan
gaplek yang biasanya ditukar air bersih, bisa dipergunakan untuk Lebaran.
Sayangnya bersamaan usai Lebaran, musim kering juga mulai datang, telaga mulai
susut dan air berubah warna, tandon air di pemukiman mulai mengering,"
tukas Camat Paranggupito, Sriyono, Rabu (14/8).
Krisis air selalu datang di Wonogiri bagian
selatan yang meliputi lima kecamatan. Puluhah ribu warga harus selalu
mengupayakan air bersih dengan cara beli, atau menyaring air telaga, dan juga
mencari sumber-sumber air di gunung batu bagi warga yang tidak mampu. Krisis
air tahun lalu mulai awal Mei, tetapi tahun ini krisis air baru datang pada
pertengahan Agustus.
"Mundurnya masa kemarau, warga bisa menabung
dan cadangan gaplek tidak terkuras. Tapi seiring datangnya musim kemarau yang
terlambat kali ini, para warga harus mulai membeli air. Karena baru saja
Lebaran, air pun mahal. Satu tangki volume 5.000 liter, harga mencapai Rp 130
ribu," imbuh Sriyono.
Di sejumlah desa kecamatan Giritontro yang
berbatasan dengan Pacitan, Jawa Timur, harga air bersih dari pihak swasta ini
malah sudah mencapai Rp 140 ribu.
"Sudah banyak warga Giritontro yang membeli
air untuk mengisi tandon rumah seharga Rp 140 ribu. Ya mahal, jadi harus
secepatnya dibantu Pemkab Wonogiri. Mudah-mudahan bantuan untuk bencana
kekeringan itu ada sehingga masyarakat bisa terbantu," tandas Camat
Giritontro Joko Waluyo.
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto yang dihubungi
Media Indonesia secara terpisah mengatakan sudah memerintahkan Kesbanglinmas
dan Bagian Kesra untuk memetakan wilayah kekeringan, agar memudahkan langkah
bantuan dropping air.
"Tentu Pemkab akan memberikan bantuan.
Kekeringan di wilayah Wonogiri selatan baru mulai beberapa hari ini, belum
parah. Tapi tetap tidak dibiarkan, dan akan mendapatkan perhatian. PDAM akan
segera bergerak," tukas Danar.
Pemkab Wonogiri pernah memikirkan untuk mengolah
air laut menjadi air tawar di dalam upaya mengatasi krisis air setiap musim
kemarau di wilayah selatan. Namun sejauh ini, masih menjadi kajian, terutama
dalam hal pembiayaan. Selain itu, Pemkab Wonogiri juga akan melakukan studi
banding ke sebuah daerah di Jatim yang sudah menerapkan teknologi pembuatan air
tawar dari air laut.
Post Date : 15 Agustus 2013
|