Piala Adipura yang tahun lalu disabet Kabupaten Cianjur untuk
kategori kota sedang hilang dari genggaman lantaran belum memiliki pengelolaan
bank sampah.
Kepala
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Cianjur, Rika Ida Mustikawati
mengatakan dalam penilaian tahap pertama (P1), secara umum sebetulnya Cianjur
sudah layak bisa mendapatkan Piala Adipura karena mendapatkan nilai cukup
tinggi. Namun ketika dilakukan penilaian tahap dua (P2), nilai itu seolah tak
berarti apa-apa lantaran tim penilai menilai Kabupaten Cianjur belum memiliki
pengelolaan bank sampah.
"Ternyata
pada penilaian tahun ini, penilaian bank sampah sangat dominan karena memiliki
nilai tinggi. Dari hasil laporan tim penilai, Kabupaten Cianjur itu lemah di
pengelolaan bank sampah, sehingga tahun ini gagal meraih Piala Adipura. Kalau
secara umum penilaian, semisal dari ruang terbuka hijau (RTH), penataan kota,
tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, penataan pasar, dan titik-titik penilaian
lainnya, Cianjur sudah mendapatkan nilai tinggi," jelas Rika kepada INILAH, Selasa (11/6).
Rika
lantas kecewa dengan hasil itu. Pasalnya, selama ini berbagai program yang
sudah dijalankan untuk menyadarkan masyarakat menjaga lingkungan dan kebersihan
sudah dilakukan maksimal. Termasuk juga pengelolaan bank sampah yang terdapat
di beberapa titik.
"Hanya
saja memang tim penilai menilai pengelolaan bank sampah di Cianjur mungkin
belum maksimal. Tapi karena penilaian Piala Adipura itu sifatnya komprehensif,
maka kami legowo menerimanya sebagai sebuah motivasi agar bisa lebih baik ke
depan. Kalau secara tingkat kebersihan, saya akui Cianjur sudah sangat bersih.
Malahan tim penilai juga mengakui dengan tingkat kebersihan di Cianjur sudah
maksimal. Kalau saja tidak ada penilaian bank sampah, kami yakin tahun ini bisa
meraih Piala Adipura," terangnya.
Rika
mengatakan titik-titik penilaian Piala Adipura setiap tahunnya selalu
berubah-ubah sehingga susah ditebak. Terlebih penilaiannya pun lebih kompetitif.
"Kita
sebetulnya selalu mengevaluasi setiap tahun juga kelebihan dan kelemahan dari
sisi penilaian. Namun memang karena setiap tahunnya ada saja poin-poin
penilaian yang berubah dari tim penilai, maka persaingan pun semakin ketat.
Kita memang dituntut bisa lebih baik lagi ke depan," paparnya.
Pascakegagalan
meraih Piala Adipura tahun ini, Rika mengatakan sudah mulai berbenah lagi
menyambut penilaian Piala Adipura tahun selanjutnya. Biasanya, tiga bulan
pascapengumuman Piala Adipura, akan mulai memasuki penilaian tahap pertama (P1).
"Dalam
setahun itu dilakukan dua kali penilaian. Kita mulai berbenah kembali memasuki
penilaian tahap pertama nanti. Mudah-mudahan penilaian nanti bisa lebih baik
lagi. Kami berharap, yang terpenting dari penilaian ini adalah meningkatnya
kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Mudah-mudahan, prestasi
Piala Adipura yang sempat diraih tahun 2012 lalu, nanti bisa kita berikan
kepada masyarakat Cianjur," pungkasnya.
Post Date : 12 Juni 2013
|