|
DEMAK - Sedikitnya 56 desa di Kabupaten Demak sejak awal September mulai dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih. Sebagian warga terpaksa menggunakan air sungai dan sebagian lain mengandalkan pengedropan air dari Pemkab melalui PDAM. Desa-desa yang kekurangan air besih hanya mengandalkan bantuan pengedropan air dari PDAM. Sebab, sumur di tempat mereka tak lagi mengeluarkan air. Bahkan sungai yang melintasi wilayahnya juga mengering. Di antara desa yang kekurangan air itu adalah desa-desa di wilayah Kecamatan Wonosalam seperti Desa Kuncir, Sidomulyo, Kerang Kulon, Mrisen, Trengguli, Karangrejo, dan Jogoloyo. Desa tersebut menurut Camat Wonosalam Windu Sunardi SH sudah mendapat bantuan air sejak 5 September lalu. Sementara itu tiap-tiap desa mendapatkan dua tangki air. Di sejumlah desa lainnya, warga terpaksa memanfaatkan air irigasi untuk kebutuhan mandi dan mencuci, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, mereka membeli air bersih dalam galon atau membeli air PDAM. Desa yang memanfaatkan air irigasi untuk kebutuhan itu antara lain Desa Doreng, Kalianyar, Tlogodowo, Karangrowo, Lempuyang, Kendaldoyong, Tlogorejo, Getas, Mojodemak, Milangrejo, dan Mranak. Mereka memanfaatkan air yang mengalir di Kali Jajar. Di Kecamatan Bonang, terdapat empat desa yang telah mendapat bantuan air, yaitu Desa Karangrejo, Krajanbogo, Gebangarum, dan Kembangan. Kabag Kesra Setda Pemkab Demak Taufik Rifai yang dihubungi secara terpisah menjelaskan, hampir semua kecamatan telah mengajukan permintaan bantuan air bersih. Taufik yang juga anggota Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Demak itu menambahkan, sejak jauh-jauh hari pihaknya mendata daerah yang berpotensi mengalami kekeringan. Dari ke-14 kecamatan, diperkirakan ada 123 desa dengan 460.104 jiwa yang akan mengalami kekurangan air bersih akibat kekeringan. (H1-56n) Post Date : 17 September 2005 |