|
PENUH semangat, puluhan warga yang berasal dari Pejaten Timur dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, berlomba-lomba mengumpulkan sampah dari aliran Kali Ciliwung. Ratusan kilogram sampah berhasil diangkat oleh warga, kemudian diangkut menuju tempat pembuangan sampah. "Ini salah satu langkah untuk menyadarkan warga agar menjaga kebersihan lingkungan di aliran Kali Ciliwung," ujar Sukesti Martono, Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta, saat menghadiri Peringatan Hari Air Sedunia Ke-20 yang diselenggarakan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (DKI) Jakarta, Minggu (29/4). Pembersihan sampah yang dilombakan tersebut berhasil mengangkat sampah sebanyak 550 kilogram. Ini membuktikan, aliran Kali Ciliwung yang membelah Kota Jakarta belum steril dari sampah. Sukesti mengatakan, meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di segala bidang tentu akan menambah jumlah pemanfaatan air. Namun, jumlah air tawar yang ada di dunia sangat sedikit dibandingkan air asin. "Air tawar tidak lebih dari 2,7 persen, dan yang bisa dikonsumsi dari jumlah itu hanya 0,003 persen. Maka itu, masyarakat seharusnya menjaga kualitas air tanah, terutama di Jakarta," katanya, kepada beritajakarta.com, Minggu (29/4). Sesuai Pergub No 68 Tahun 2005 tentang Perubahan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 115/2001 tentang Pembuatan Sumur Resapan dan Proses Daur Ulang Air Limbah harus dilakukan terencana dan berkelanjutan. "Kita bisa membuat lubang resapan biopori, sumur resapan, dan kolam resapan. Inilah beberapa langkah yang bisa kita ambil, selain tidak membuang sampah sembarangan," kata Sukesti. Sementara itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta Selatan Yusiono Anwar mengatakan, di wilayahnya, dari 17 titik pembuangan sampah di bantaran sungai, empat titik telah ditutup. Antara lain: di daerah Rawajati, Cikoko, Pejaten Timur, serta Pengadegan. Untuk melakukan hal itu, diperlukan proses cukup panjang. "Kali Ciliwung melewati lima kecamatan, 13 kelurahan, dan 45 RW di Jakarta Selatan. Ini bukan hanya proses menutup, melainkan juga harus dibuat pola yang baik agar jangan malah warga membuang sampah langsung ke kali," ujarnya. Dalam acara itu, bukan hanya lomba mengumpulkan sampah yang diselenggarakan. Ada juga penanaman seribu bibit pohon pucung, dan wisata aliran Kali Ciliwung dengan menggunakan perahu. Ahmad Nurullah Post Date : 30 April 2012 |