|
Selama tahun 2014, sejumlah empat sekolah di Kabupaten Bandung memperoleh penghargaan Adiwiyata Nasional. Penghargaan dibidang lingkungan sekolah tersebut, masing-masing diberikan kepada SMA Negeri 1 Margahayu, SMP Negeri Ciparay, SMP Negeri 2 Cileunyi dan SD Talenta Margaasih. Sanitasi award tersebut diharapkan dapat membangun semangat kepedulian terhadap lingkungan sejak usia dini.
“Semoga penghargaan yang diperoleh ini bukan untuk disimpan sebagai monumen, tapi bisa menjadi virus positif bagi sekolah lainnya, dengan mengajak dan membina sekolah yang ada di sekelilingnya,” kata Sekretaris Daerah kabupaten Bandung, Sofian Nataprawira di kegiatan Gebyar Sanitasi Award 2014 di Kopo Square Margahayu, Kamis (23/12).
Sofian menegaskan, penghargaan yang diberikan tersebut bukan merupakan penilaian yang sifatnya dilombakan. Tetapi semata-mata agar memberikan inspirasi kepada seluruh sekolah untuk mewujudkan kecintaan siswa terhadap lingkungan.
Menurut Sofian, kecintaan terhadap lingkungan harus diberikan kepada anak-anak sejak dini. Di samping pihak sekolah pun harus mampu memberikan gambaran konkret tentang kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Dia yakin, kecintaan terhadap lingkungan akan terus tumbuh jika diberikan contoh yang nyata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bandung, Agus Firman Zaini mengungkapkan, empat fasilitas yang mesti diperhatikan dalam penataan lingkungan sekolah. Di antaranya, toilet yang bersih dan berjarak antara toilet putri dan putra, tersedianya tempat pembuangan sampah dan bank sampahnya, penghijauan dengan tanaman bermanfaat serta tersedianya penyerapan air.
Dirinya juga mengakui, tidak mudah untuk mengubah pola pikir para guru dan murid dalam penataan lingkungan. Oleh karena itu, pada tahun 2014 kegiatan Sanitasi Award di Kabupaten Bandung hanya diberikan kepada 390 sekolah mulai SD, SMP dan SMA/SMK dari 3.327 sekolah yang ada. “Dengan cara ini, saya berharap satu sekolah yang mengikuti Sanitasi Award nantinya bisa menjadi contoh bagi sekolah lainnya,” ujarnya.
Sebagai tahap awal untuk merubah mind set warga sekolah terhadap kepedulian lingkungan, dilakukan melalui Evaluasi Diri Sekolah. Evaluasi tersebut, lanjut agus, mencakup beberapa penilaian, diantaranya kebijakan pengelolaan sanitasi lingkungan sekolah, pelaksanaan kurikulum berbasis sanitasi sekolah, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana sanitasi lingkungan.
Dari penilaian tersebut, akan muncul masing-masing grade sekolah mulai grade A, B, C dan D. Penentuan grade sekolah dilakukan secara acak oleh tim sanitasi dari tingkat kecamatan dan kabupaten. “Penilaiannya dilakukan secara objektif sesuai dengan potret sekolah yang ada,” katanya.
Post Date : 30 Desember 2014 |