|
Tangerang, Kompas - Petugas Bendungan Pasar Baru, Kota Tangerang, Banten, terpaksa membuka delapan dari sepuluh pintu air karena Sungai Cisadane meluap, Senin (25/3) pagi hari. Setiap pintu air dibuka setinggi 4 meter agar sebagian wilayah dataran rendah Kota Tangerang, yang berbatasan dengan sungai, tidak terendam banjir. Dalam kondisi normal, kesepuluh pintu air itu ditutup. Pembukaan pintu air itu mengakibatkan wilayah, mulai dari Kampung Melayu hingga Teluk Naga (daerah pantai utara), Kabupaten Tangerang, terendam banjir. Wilayah ini tak mampu menampung air sungai karena pada saat sama terjadi pasang. Sebelum pintu air dibuka, dini hari, warga di Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, sudah terendam air setinggi 1 meter. ”Debit air meningkat hingga 700 sampai 750 meter kubik per detik dari normalnya 50-100 meter kubik per detik, sehingga pintu air terpaksa dibuka,” kata Sumarto, Kepala Bendungan Pasar Baru, kepada Kompas, Senin. Menurut Sumarto, pintu air terpaksa dibuka untuk mengendalikan air sungai di pintu depan bendungan agar mencapai kondisi normal sekitar 12 meter (alat ukur di pinggir sungai). Saat meluap, ketinggian air di pintu air sudah mencapai 13,3 meter. Secara terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangerang Yos Gundarno mengatakan, meluapnya Cisadane akibat naiknya debit air di bagian hulu, yakni di Batu Belah, Bogor, Jawa Barat. ”Curah hujan dengan intensitas cukup tinggi mengakibatkan debit air di hulu meningkat signifikan. Sungai Cisadane tak mampu menampung air dalam jumlah berlebih sehingga meluap dan menggenangi daerah Panunggangan,” tutur Yos. Ribuan rumah tergenang Sebelum pintu air dibuka, rumah sekitar 1.000 keluarga di RT 001, 002, 003, 004 RW 001, Kelurahan Panunggangan Barat sudah tergenang air. Ketinggian air mencapai 80-100 sentimeter. Lurah Panunggangan Barat Ahyar Herudin mengatakan, rumah yang terendam banjir bukan karena hujan turun di wilayah Kota Tangerang, melainkan warga mendapat air kiriman dari Bogor, Jabar, pada dini hari. ”Melihat debit air sungai naik terus, pihak kelurahan dibantu pengurus RT dan RW setempat menganjurkan warga segera meninggalkan rumahnya,” katanya. Menurut Ahyar, ratusan warga diungsikan ke tempat yang lebih tinggi. Sebagian lagi, warga memilih tetap bertahan di lantai dua rumah mereka. Ahyar menjelaskan, banjir sudah menjadi langganan warga di sini karena letak wilayah ini di dataran rendah, dan bersebelahan langsung dengan Sungai Cisadane. Toni (49), warga sekitar, mengatakan, luapan air Sungai Cisadane mulai menggenangi permukiman warga sejak pukul 03.00. ”Warga berharap pemerintah daerah membangun tanggul di sekitar pinggiran sungai ini supaya saat air Cisadane meluap tidak sampai menggenangi permukiman warga,” kata Toni. Setelah kedelapan pintu air dibuka, Sumarto mengatakan, aliran air ke arah Kampung Melayu dan Teluk Naga naik. ”Sebagian wilayah Kampung Melayu hingga Teluk Naga tergenang air,” kata Sumarto. (PIN) Post Date : 26 Maret 2013 |