|
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lematang Enim, benar-benar kewalahan dalam mengelola air baku menjadi air bersih. Pasalnya, kondisi air sungai Lematang dan Enim cukup mengkhawatirkan terutama dalam hal tingkat kekeruhannya. Menurut Kepala Cabang PDAM Tirta Lematang Enim, Tonie, saat ini kualitas air yang didistribusikan kepada para pelanggan tidak bisa jernih lagi. Sebab, tingkat kekeruhan air Sungai Lematang dan Sungai Enim yang merupakan sumber baku air PDAM telah melebihi ambang batas yakni sebesar 2.407 Nephelmetric Turbility (NTU). Padahal standar air baku sebesar 500 NTU dengan PH 7,0. "Berdasarkan hasil cek ke lapangan petugas PDAM Tirta Lematang Enim ke sungai Lematang di daerah Merapi Timur dan Tanjung Lontar, di ketahui kualitas air baku telah melebihi dari 2000 NTU. Kami sudah mengupayakan dengan memberikan obat penjernih, tapi masih tidak mampu,” ujar Tonie di Muaraenim, Minggu (21/4/2013). Kekeruhan air sungai, kata Tonie, biasanya terjadi pada hari hujan terutama yang berada di hulu sungai sehingga kualitas air sungai menurun. Namun pada kenyataannya walaupun tidak terjadi hujan kualitas air sungai masih tetap keruh. Di duga, hal ini disebabkan karena adanya pencemaran dan limbah yang mengalir ke sungai Lematang dan Enim Terkait hal ini, pihaknya telah menyampaikan laporan kepada pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten MUaraenim guna melakukan pemerikasaan. “Kita berharap tim yang turun nanti dapat melakukan uji sampel air di Sungai Lematang dan Sungai Enim. Sehinga, dapat diketahui penyebab tingkat kekeruhan yang sangat tinggi. Tak hanya itu, kami juga berharap agar perusahaan tambang tidak membuang langsung limbah ke sungai,” imbuh Tonie. Sementara itu, Kepala BLH Kabupaten Muaraenim, Ir H Zulkarnain Bachtiar, mengaku telah menerima laporan dugaan pencemaran air Sungai Lematang dari pihak PDAM. ”Laporan yang kita terima ada dugaan pencemaran. Sedangkan untuk air Sungai Enim laporannya belum kita terima,” terang Zulkarnain. Zulkarnain menuturkan, dari pemeriksaan yang telah dilakukan pihak PDAM di ketahui tingkat kekeruhan air Sungai Lematang telah melebihi batas baku mutu. Jika terjadi pencemaran diduga dari kegiatan penambangan batubara yang terjadi di hulu Sungai Lematang yang ada di Lahat. Sedangkan menurut Nena, warga Muaraenim, membenarkan jika akhir-akhir ini, selain kualitas air yang di distribusikan pihak PDAM menurun tidak jernih, air juga mengandung endapan-endapan lumpur. Sehingga, saat di gunakan untuk mandi badan sering mengalami gatal-gatal, lengket dan kulit kepala menjadi ketombean. “Kadang-kadang, air juga terasa sangat lengket. Tak hanya itu, beberapa minggu ini, distibusi air juga tidak lancar,” ucapnya. Post Date : 22 April 2013 |