|
BOGOR (Media): Tingkat pengetahuan dan kesadaran kalangan industri mengolah limbah masih rendah. Sebagian besar perusahaan baru mengolah limbahnya setelah mendapat informasi dan pendekatan, hanya sedikit sekali yang menawarkan diri langsung ke perusahaan pengolah limbah. Presiden Direktur PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) Edward Corcoran dan Manajer Marketing PT PPLI Machmud Badres mengatakan hal itu saat bertemu sejumlah wartawan yang diundang untuk mengunjungi proses pengolahan di PPLI, Desa Nambo, Cileungsi, Bogor, Sabtu (24/7). ''Sebanyak 98% perusahaan yang mengolah limbahnya di PPLI karena kami melakukan pendekatan dan penjelasan mengenai pengolahan limbah. Hanya 2% perusahaan yang meminta PPLI mengolah limbahnya,'' kata Machmud. Edward mengklaim PPLI merupakan satu-satunya perusahaan yang mengolah limbah secara profesional terintegrasi di Indonesia. Saham perusahaan ini 95% dipegang Modern Asia Environmental Holding (MAEH) dan 5% Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Sayangnya, kata Edward, banyak perusahaan ketika diminta mengolah limbahnya, mereka menjawab tidak tertarik untuk bekerja sama dengan PPLI. Tetapi, jajaran direksi perusahaan memberi jawaban, perusahaan telah mendapat izin dari lurah, camat, bupati, dan kepolisian. Menurut Edward, banyak perusahaan di Indonesia masih menganggap pengolahan limbah industrinya bukan hal penting dan perlu diperhatikan. Alasan jajaran perusahaan itu, pengolahan limbah itu terlalu mahal dan memerlukan biaya. Padahal, baik Edward dan Machmud mengatakan, biaya pengeluaran untuk pengolahan limbah hanya sekitar 0,5% - 1% dari biaya produksi. Sedangkan risikonya jelas sangat besar dan merugikan. Edward menjelaskan, PPLI yang memiliki lahan pengolahan limbah seluas 50 hektare itu telah mengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan tidak beracun yang melibatkan lebih dari 800 perusahaan. Dengan pengolahan limbah yang dikelola PPLI, maka perusahaan itu mengurangi risiko bahaya limbah yang mengancam lingkungan sekitarnya. Setiap tahunnya PPLI mampu mengolah 200.000 ton limbah B3 dan 320.000 limbah tidak beracun. Namun masih sedikitnya perusahaan yang mengolah limbahnya, kapasitas PPLI yang telah terpenuhi masih jauh dari harapan. Sekarang kapasitas PPLI yang telah terpenuhi kurang dari 50%. ''Fasilitas kami belum maksimal penggunaannya,'' jelas Machmud. PPLI kini mengolah limbah dari industri minyak, gas, tekstil, farmasi, otomotif, dan kosmetik. Dari industri tekstil limbah yang dihasilkan berupa lumpur dari instalasi pengolahan air limbah, pengilangan minyak berupa lumpur minyak, katalis, industri elektro galvani, dan berupa lumpur larutan elektronik bekas. Proses pengolahan limbah, kata Machmud, pertama PPLI mengambil dan menerima sampel limbah dari konsumen. Kedua, menguji limbah dan mencarikan solusi optimal secara teknis dan lingkungan untuk menetralkan dan menangani limbah. Ketiga, mengambil limbah dari konsumen dan membawanya ke pabrik untuk inspeksi dan penanganan lebih lanjut. Keempat, limbah ditangani dan dinetralisasi. (Drd/V-2) Post Date : 27 Juli 2004 |