Warga Tarempa Alami Sulit Air Bersih

Sumber:inilah.com - 24 Agustus 2013
Kategori:Air Minum

Warga Tarempa terpaksa harus kembali menggunakan air isi ulang galon untuk mandi. Kondisi tersebut telah berlangsung sejak beberapa hari terakhir akibat sulitnya warga mendapatkan air bersih.

"Satu hari minimal 5 galon air isi ulang yang kami butuhkan untuk satu kali mandi. Sudah beberapa hari ini, air dari saluran pipa yang biasa kami gunakan sudah tidak mengalir lagi ke rumah. Akhirnya, terpaksa kami beli air galon. Satu galon seharga Rp5 ribu," ungkap Kandar, salah seorang warga Tarempa menyampaikan keluhannya, Jumat (23/8).

Menurut Kandar, kelangkaan air bersih sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Namun hingga kini, belum ada upaya serta tindakan nyata dari pemerintah untuk mencarikan solusinya.

"Pemerintah daerah saya nilai sudah gagal dalam mengatasi krisis air bersih di Anambas, khususnya di Tarempa. Pasalnya, kondisi yang sama terus terjadi dari tahun ke tahun, namun hingga sekarang belum ada upaya nyata yang telah dilakukan," ungkap Kandar.

Kendati demikian, warga tetap berharap kondisi kelangkaan air di kawasan ibukota kabupaten ini dapat segera teratasi oleh pemerintah daerah di masa yang akan datang.

"Kami tidak pernah minta yang macam-macam. Yang penting kebutuhan pokok masyarakat seperti air, listrik dan jalan bisa teratasi lebih dulu dengan baik. Jika hal ini saja tidak bisa teratasi, bagaimana daerah ini akan bisa lebih maju, sama dengan daerah lainnya," ucap Yan, warga Tarempa lainnya.

Sebelumnya, sejumlah warga Tarempa pernah mendatangi Kantor DPRD Anambas mengadukan kondisi kelangkaan air bersih yang terus berkelanjutan di wilayah itu. Kedatangan warga disambut sejumlah anggota Komisi II DPRD Anambas.

"Sudah berapa hari ini rumah kami tidak dialiri air lagi, Pak. Jangankan untuk mandi, untuk mencuci piring dan mengambil air wuduk saja, kami kewalahan mencari air yang layak," ungkap Dayat, perwakilan warga Tarempa kepada anggota DPRD, saat itu.

Mendengar hal itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Anambas Wan Zuhendra langsung mengambil sikap. Saat itu juga ia memanggil Dinas Pekerjaan Umum (PU) Anambas selaku penanggung jawab serta Camat Siantan dan beberapa pejabat Anambas terkait lainnya untuk Rapat Dengar Pendapat serta mempertanyakan tindakan yang dilakukan Pemerintah Daerah terkait krisis air.

Dalam dengar pendapat yang dipimpin Wan Zuhendra tersebut, warga menyayangkan tidak adanya sikap DPRD dan Pemerintah Daerah dalam mengatasi krisis air di Tarempa.

Mereka mengusulkan agar dinas terkait mencari sumber mata air baru untuk memenuhi kebutuhan air saat ini ataupun jangka panjang. "Kami menilai, Dinas PU kurang peka terhadap krisis air yang melanda Tarempa selama ini. Sebab, krisis air selalu terjadi tiap tahunnya," cetus Dayat.

Sementara itu, Camat Siantan Ardan menilai, kekeringan yang melanda Tarempa saat ini bukan hanya disebabkan debit air yang mulai mengering. Kondisi ini diperparah dengan adanya penyuntikan secara ilegal oleh warga yang tinggal di Gunung Rintis, Tarempa.

"Saya tidak yakin hanya 5 kepala keluarga (KK) saja di Gunung Rintis yang menyuntik di aliran pipa air untuk Tarempa. Jika hal ini terus berlanjut, dipastikan Tarempa akan kekeringan total menjelang 1 atau 2 bulan ke depan," ungkapnya.

Ia berharap, dinas terkait lebih proaktif dalam menyelesaikan masalah krisis air ini. Sebab dampaknya, kecamatan menjadi imbas keluhan warga. "Jika diizinkan, kami siap untuk mengambil alih dalam mengelola air bersih untuk Tarempa. Namun, harus sesuai aturan," ucap Ardan lainya.



Post Date : 26 Agustus 2013