Tangkis
di Sungai Jenggolo di Desa Kemiri, Kecamatan Sidoarjo menciut sepanjang 100
meter akibat urukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Sampah yang
ada juga menguruk sebagian sungai yang ada di belakang TPS.
Sungai
Jenggolo yang mengarah langsung ke laut sedikit menyempit dan secara otomatis
mengalami pendangkalan. Pendangkalan Sungai Jenggolo diperkirakan mencapai
radius 400 meter lebih dari lokasi TPS karena banyak sampah yang hanyut
terbawa air. Bahkan tumpukan sampah yang terdiri plastik dan dedaunan yang ada
sudah kelihatan mengeras.
Ketua
DPRD Sidoarjo H Dawud Budi Sutrisno yang terjun ke lokasi hanya bisa
menggelengkan kepala karena lokasinya berdekatan dengan kawasan perumahan.
Selain itu, lokasi TPS berada di sempadan sungai, sehingga kondisi sungai
menjadi sempit dan dangkal. “Saya mengira hanya tumpukan sampah yang dikeluhkan
warga. Ternyata sampah yang ada juga meluber ke sungai yang bisa mengakibatkan
banjir,” tutur Dawud saat melihat kondisi TPS Kemiri.
Politisi
Partai Demokrat, mengungkapkan sampah yang dibuang ke sungai sudah jelas
melanggar aturan. Ia meminta kepada Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
Sidoarjo segera mengembalikan fungsi Sungai Jenggolo. “Sungai Jenggolo itu
lurus, sampai di lokasi TPS ada tanah yang menjorok ke sungai. Ternyata bagian
yang menjorok itu dari timbunan sampah,” terangnya.
Dalam
pengelolaan sampah, pemerintah harus memberi contoh yang baik kepada masyarakat
dalam menjalankan aturan. Sesuai aturan yang ada, mendirikan bangunan di atas
sempadan sungai tidak diperbolehkan apalagi sampah yang ada itu dipakai
menguruk sungai. “DKP apa tidak pernah mengecek atau atau bagaimana kok sampah
sampai menguruk sungai dibiarkan,” katanya dengan nada heran.
Kepala
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sidoarjo, M Bahrul Amig, mengatakan
pengelolaan sampah di TPS Kemiri dan TPS lainnya perlu diperbaiki. Karena
sampah adalah persoalan yang harus cepat diselesaikan karena jika ditimbun
terlalu lama akan menimbulkan bau.
“Kami
berupaya menciptakan managemen baru yakni sampah bisa dikelola di setiap desa
dan bisa menghasilkan uang,” terangnya.
Dijelaskannya,
sisa dari pengelolaan dari sampah tidak terlalu banyak yang dibuang ke TPA
sehingga debitnya tidak terlalu tinggi. “Sekarang saja alat berat di TPA Jabon
rusak satu bisa menghambat pembuangan sampah kesana. Biasanya bisa tiga rit
kini cuma bisa satu rit saja,” terangnya.
Sementara
itu, Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan, Widyantoro Basuki, mengakui TPS di
Kemiri itu sudah overload karena sudah terlalu banyak sampah yang dibuang oleh
masyarakat. Sesuai rencana, pihak DKP akan menyiapkan kontainer untuk
menampung sampah di beberapa tempat sehingga begitu penuh langsung diangkut.
“Mengenai
sampah yang masuk ke sungai akan segera kami tangani. Alat berat akan kami
datangkan untuk mengeruk sampah yang ada di sungai,” jelasnya. - See more at:
http://surabaya.tribunnews.com/2013/06/12/sungai-jenggolo-menyempit-akibat-luberan-sampah#sthash.wbRqXmrP.dpuf
Post Date : 13 Juni 2013
|