Perbaikan
drainase Kabupaten Kulonprogo bagian selatan akan menggunakan skala prioritas
menyusul dana yang tersedia tidak mencukupi untuk memperbaiki seluruh kerusakan
yang ada. Saat ini dana yang tersedia untuk perbaikan drainase
sebesar Rp 12 Miliar berasal dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu
Opak.
Demikian
dikatakan Kasi Bina Manfaat Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Kulonprogo Kuntarso. "Kalau dilihat dari kerusakannya, dana Rp 12 M tidak
cukup, karena mayoritas dipakai untuk melakukan pengerukan atau normalisasi dan
perbaikan infrastruktur yang rusak atau sudah tidak sesuai seperti rehabilitasi
jembatan konstruksi lengkung di saluran drainase
haisiero.
Diharapkan dana itu kemungkinan bisa berubah, menjadi bertambah," katanya,
Kamis (23/1/2014).
Menurut
rencana perbaikan saluran drainase di wilayah selatan Kulonprogo akan segera
dilakukan tahun ini. Dana Rp 12 M ini akan digunakan untuk perbaikan
infrastruktur yang rusak serta normalisasi, baik pengerukan sedimen dan
pembersihan tanaman pengganggu.
“Kita
sudah bersyukur bila bisa memperbaiki dua atau tiga jembatan. Sebab ini sudah
bisa menyangkut tiga kecamatan yaitu Kecamatan Panjatan, Wates, dan Temon. Kami
berupaya ketiga kecamatan tersebut juga mendapatkan skala prioritas. Dana Rp 12
M ini akan kita 'jereng' agar cukup," ujarnya.
Kuntarso
menambahkan ada 12 titik kawasan saluran drainase dan irigasi di Kulonprogo
yang membutuhkan perbaikan baik itu infrastruktur dan normalisasi. Namun ada
enam titik drainase menjadi prioritas, diantaranya drainase Galur - Haisiero,
Kalipeni - Karangwuni, Carik Timur-Barat Sidatan, Sekunder Kedundang,
Kalipening dan Bumirejo Kaliputon. Namun dari enam ini masih dipilih lagi yang
segera membutuhkan penanganan.
Post Date : 24 Januari 2014
|