Berkat Pemanfaatan Sampah, Semen Indonesia Raih Penghargaan IGA

Sumber:okezone.com - 25 Juni 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

PT Semen Indonesia Tbk  mengubah wilayah bekas tambangnya untuk lahan produksi tanaman yang bisa menjadi bahan bakar alternatif bagi proses produksi. Dari lahan bekas tambang itu, Semen Indonesia bisa mendapat suplai bahan bakar alternatif untuk menunjang proses produksi.

Semen Indonesia juga berencana memanfaatkan sampah kota, terutama dari dua kota di mana perseroan banyak beraktivitas, yaitu Gresik dan Tuban, Jawa Timur. Volume sampah di Gresik tercatat sebanyak 650 meter kubik atau sekitar 217 ton per hari. Adapun volume sampah di Tuban sebesar 250 meter kubik atau 83 ton per hari.

Berkat hal tersebut, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri semen ini meraih Indonesia Green Award 2013 (IGA). Semen indonesia dinilai tidak sekedar menggeber target perolehan laba, namun tetap peduli terhadap kelestarian lingkungan.

Penghargaan IGA 2013 yang diperoleh untuk empat kategori sekaligus. Kategori tersebut diantaranya yakni, perusahaan Pelestari Sumber Daya Air, Pelestari Energi terbarukan, Pelestari Keanekaragaman Hayati, dan Pelopor Pencegahan polusi.

Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi pemberian ini. Pasalnya, dari tujuh kategori penghargaan, perusahaannya meraih empat penghargaan.

"Kami sangat bangga, memang kami sebagai pelaku industri sangat consern di bidang ini, banyak kegiatan-kegiatan perusahaan yang kami fokuskan agar kami bisa berkontribusi terhadap kepentingan masyarakat sekitar, kami berterimakasih bagi pihak-pihak yang sudah memberikan penilain baik kepada kami," ungkapnya melalui laporan tertulisnya kepada Okezone, Selasa (25/6/2013). 

Sejumlah inovasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Semen Indonesia misalnya, memanfaatkan limbah industri seperti Cooper Slag, Fly Ash, Cement Retarder menjadi bahan baku substitusi menggantikan pasir besi, pasir silika, dan gipsum alam.

Sampah kota tersebut, diolah menjadi refuse derived fuel (RFD) untuk menggantikan bahan bakar batubara yang selama ini dipakai perusahaan. Selama ini, perseroan juga sudah menggunakan bahan bakar alternatif, seperti dari sekam padi, kulit mete, limbah tembakau, dan oil sludge.

"Kami mengusung konsep ”waste to zero,” kami punya rencana akan terus meningkatkan efisiensi perusahaan dengan mengandalkan bahan bakar non fosil dari setiap setiap proses produksi kami, ini juga bermanfaat bagi lingkungan," ungkapnya.

Saat ini, porsi penggunaan energi alternatif milik Semen Indonesia sudah mencapai 5-8 persen dari total kebutuhan energi perseroan yang menyedot dua juta ton batubara per tahun. Ke depan rencananya Semen Indonesia berharap bisa mencapai minimal 10 persen, sehingga perusahaan bisa berhemat bahan bakar.

Adapun tim penilai IGA 2013 berasal dari kalangan ahli lingkungan diantaranya yakni, Prof  Surna Tjahja Djajadiningrat selaku Ketua Dewan Kehormatan Proper KLH, La Tofi selaku Chairman The La Tofi School of CSR, Hadi Daryanto selaku sekertaris Jendral Kementerian Kehutanan, Arrayanto Sagala selaku Kepala Pengkajian  Kebijakan Mutu Kementerian Perindustrian.

Terdapat juga Mohamad Hasan selaku Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Sudirman Saad selaku Dirjen Kelautan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Rida Mulyana selaku Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi dan Sumber Daya Mineral.

La Tofi mengatakan bahwa pihakya memiliki pemahaman yang sama dengan semua perusahaan terkait dengan strategi pelestarian lingkungan. "Karena ada pemahaman yang sama,maka penghargaan ini akan kami terus lakukan dari tahun ke tahun," pungkasnya.



Post Date : 26 Juni 2013