PT Semen
Indonesia Tbk mengubah wilayah bekas tambangnya untuk lahan produksi
tanaman yang bisa menjadi bahan bakar alternatif bagi proses produksi. Dari
lahan bekas tambang itu, Semen Indonesia bisa mendapat suplai bahan bakar
alternatif untuk menunjang proses produksi.
Semen
Indonesia juga berencana memanfaatkan sampah kota, terutama dari dua kota di
mana perseroan banyak beraktivitas, yaitu Gresik dan Tuban, Jawa Timur. Volume
sampah di Gresik tercatat sebanyak 650 meter kubik atau sekitar 217 ton per
hari. Adapun volume sampah di Tuban sebesar 250 meter kubik atau 83 ton per
hari.
Berkat
hal tersebut, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang industri
semen ini meraih Indonesia Green Award 2013 (IGA). Semen indonesia dinilai
tidak sekedar menggeber target perolehan laba, namun tetap peduli terhadap
kelestarian lingkungan.
Penghargaan
IGA 2013 yang diperoleh untuk empat kategori sekaligus. Kategori tersebut
diantaranya yakni, perusahaan Pelestari Sumber Daya Air, Pelestari Energi
terbarukan, Pelestari Keanekaragaman Hayati, dan Pelopor Pencegahan polusi.
Direktur
Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya sangat
mengapresiasi pemberian ini. Pasalnya, dari tujuh kategori penghargaan,
perusahaannya meraih empat penghargaan.
"Kami
sangat bangga, memang kami sebagai pelaku industri sangat consern di bidang
ini, banyak kegiatan-kegiatan perusahaan yang kami fokuskan agar kami bisa
berkontribusi terhadap kepentingan masyarakat sekitar, kami berterimakasih bagi
pihak-pihak yang sudah memberikan penilain baik kepada kami," ungkapnya
melalui laporan tertulisnya kepada Okezone, Selasa (25/6/2013).
Sejumlah
inovasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh Semen Indonesia misalnya,
memanfaatkan limbah industri seperti Cooper Slag, Fly Ash, Cement Retarder
menjadi bahan baku substitusi menggantikan pasir besi, pasir silika, dan gipsum
alam.
Sampah
kota tersebut, diolah menjadi refuse derived fuel (RFD) untuk menggantikan
bahan bakar batubara yang selama ini dipakai perusahaan. Selama ini, perseroan
juga sudah menggunakan bahan bakar alternatif, seperti dari sekam padi, kulit
mete, limbah tembakau, dan oil sludge.
"Kami
mengusung konsep ”waste to zero,” kami punya rencana akan terus meningkatkan
efisiensi perusahaan dengan mengandalkan bahan bakar non fosil dari setiap
setiap proses produksi kami, ini juga bermanfaat bagi lingkungan,"
ungkapnya.
Saat
ini, porsi penggunaan energi alternatif milik Semen Indonesia sudah mencapai
5-8 persen dari total kebutuhan energi perseroan yang menyedot dua juta ton
batubara per tahun. Ke depan rencananya Semen Indonesia berharap bisa mencapai
minimal 10 persen, sehingga perusahaan bisa berhemat bahan bakar.
Adapun
tim penilai IGA 2013 berasal dari kalangan ahli lingkungan diantaranya yakni,
Prof Surna Tjahja Djajadiningrat selaku Ketua Dewan Kehormatan Proper
KLH, La Tofi selaku Chairman The La Tofi School of CSR, Hadi Daryanto selaku
sekertaris Jendral Kementerian Kehutanan, Arrayanto Sagala selaku Kepala
Pengkajian Kebijakan Mutu Kementerian Perindustrian.
Terdapat
juga Mohamad Hasan selaku Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum,
Sudirman Saad selaku Dirjen Kelautan Pesisir Kementerian Kelautan dan
Perikanan, dan Rida Mulyana selaku Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi dan Sumber Daya Mineral.
La
Tofi mengatakan bahwa pihakya memiliki pemahaman yang sama dengan semua
perusahaan terkait dengan strategi pelestarian lingkungan. "Karena ada
pemahaman yang sama,maka penghargaan ini akan kami terus lakukan dari tahun ke
tahun," pungkasnya.
Post Date : 26 Juni 2013
|