JAYAPURA--MI: Tingkat kebocoran air di jaringan distribusi milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura sangat tinggi yakni mencapai 52%.
Direktur PDAM Jayapura Gading Butar-Butar di Jayapura, Rabu (31/3) mengatakan, tingginya kebocoran disebabkan sejumlah pipa distribusi berada di atas tanah sehingga mudah patah atau sengaja dipatahkan oknum tidak bertanggung jawab.
"Daerah yang menjadi lintasan pipa distribusi PDAM saat ini banyak yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan tradisional. Makanya banyak pipa patah karena disengaja, dan ada yang terkena pohon besar yang tumbang karena penebangan untuk pembukaan lahan kebun baru," kata Gading.
Ia menambahkan, tingginya kebocoran air juga disebabkan patahnya pipa distribusi akibat erosi dan pelebaran sungai.
"Kondisi ini biasnya disebabkan adanya pengambilan bahan galian C di sungai oleh penambang liar. Makanya saat tanah bergerak, pipa kami ikut bergeser dan patah," papar Gading Butar-Butar yang mengakui kondisi pipa air milik PDAM Jayapura sudah berusia tua sehingga harus segera diganti.
PDAM terus berusaha menekan angka kebocoran dengan berbagai tindakan seperti memasang tiang pancang pada pipa yang tergantung.
"Kami memasang tiang pancang pada pipa tergantung dengan jarak 4-5 meter tiap tiang pancang supaya saat tanah bergerak karena aktivitas manusia dan alam, pipa air kita tidak terpengaruh," ujarnya.
Gading mengakui ada kesulitan yang dialami dalam menekan kebocoran air terutama jika kebocoran ada pada pipa distribusi air bawah tanah.
"Terkadang kita kesulitan karena kebanyakan jaringan pipa distribusi sudah berada di bawah bangunan masyarakat sehingga sulit membongkarnya bila ada yang bocor," katanya.
Ia mengharapkan kerja sama semua pihak terutama masyarakat untuk memberikan laporan atau pengaduan pada PDAM jika menemukan masalah yang berkaitan PDAM. (Ant/OL-01)
Post Date : 31 Maret 2010
|