|
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa pekerjaan normalisasi sungai di Jakarta terus dikebut untuk mengantisipasi ancaman banjir selama musim hujan di pengujung tahun 2013. Di sisi lain, warga Kota Tangerang mengkhawatirkan ancaman banjir dari Kali Angke di daerahnya karena normalisasi sungai itu belum dilakukan. Untuk mengantisipasi banjir, Kali Sunter sepanjang 1 kilometer di daerah Kebon Singkong, Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, dinormalisasi Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jakarta Timur. Ditargetkan normalisasi ini selesai sebelum Desember, berikut mengembalikan lebar sungai ke kondisi awal dengan memindahkan 250 keluarga yang tinggal di atas aliran sungai itu. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pengendali Banjir, Suku Dinas PU Jakarta Timur, Supriyatno, Senin (25/11), mengakui, normalisasi Kali Sunter cukup pendek, hanya 1 kilometer. Namun ruas aliran kali itu berada di tengah permukiman padat penduduk, mulai dari Jalan I Gusti Ngurah Rai sampai SMA Negeri 50 Cipinang Muara. ”Kami sudah sosialisasikan normalisasi Kali Sunter ini kepada 250 keluarga yang tinggal di aliran kali. Mereka bersedia pindah asalkan diberi tempat tinggal pengganti,” kata Supriyatno. Camat Duren Sawit Abu Bakar mengatakan, menurut rencana mereka akan dipindah ke rumah susun sederhana sewa Pulogebang. ”Unit yang masih tersedia ada di rusunawa Pulogebang,” katanya. Sementara itu, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane masih melakukan pekerjaan normalisasi Kali Sunter sepanjang 18 kilometer dari Kanal Timur hingga jembatan Delta di Cilangkap, Jakarta Timur. Sejauh ini, normalisasi telah dilaksanakan di sepanjang 11 kilometer yang seluruhnya berada di kawasan Pangkalan Udara TNI dan Bandara Halim Perdanakusuma. Normalisasi itu melebarkan Kali Sunter yang sebelumnya 7 meter menjadi 15-20 meter, kedalamannya ditambah dari sebelumnya 50 cm menjadi 3,5-4,5 meter. Dengan demikian, debit air di Kali Sunter yang dinormalisasi pun bertambah, dari 30 meter kubik per detik menjadi 146 meter kubik per detik. Di Jakarta Pusat, Pemprov DKI melakukan penertiban 250 bangunan di sepanjang jalan inspeksi Kanal Banjir Barat, Senin. Penertiban dilakukan di Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, sejak pukul 09.00. ”Penertiban dilakukan untuk mengembalikan fungsi jalan inspeksi sebagai tempat melintas kendaraan bermotor,” kata Maryana, Kepala Suku Dinas PU Tata Jalan Jakarta Pusat. Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat Herning Wahyuningsih menuturkan, selain untuk lalu lintas kendaraan warga, jalan inspeksi juga berfungsi untuk lalu lalang kendaraan petugas pemelihara Kanal Barat. Sementara itu, warga Perumahan Ciledug Indah I, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, mendesak pemerintah pusat melalui Pemerintah Kota Tangerang untuk segera menormalisasikan Kali Angke. Belum dilakukannya normalisasi kali, yang letaknya bersebelahan langsung dengan perumahan tersebut, mengakibatkan banjir selalu menggenangi setiap kali itu meluap. ”Pada dasarnya kami warga di perumahan ini (Perumahan Ciledug Indah I) setuju dengan normalisasi kali. Kami tidak pernah menghalang-halangi rencana pemerintah untuk menormalisasi kali,” kata H Nahrawi, tokoh masyarakat di perumahan itu. Sementara itu, pemerintah menyiapkan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan di wilayah DKI dan sekitarnya. Modifikasi dilaksakan pada masa curah hujan sangat tinggi, yang diperkirakan pada Desember 2013 hingga Maret 2014. ”Kami sudah rapat dengan Gubernur DKI dan disetujui mengadakan modifikasi cuaca,” kata Syamsul Maarif, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Untuk antisipasi banjir Jakarta, BNPB menganggarkan Rp 8 miliar dan dari APBD DKI Jakarta Rp 20 miliar. Posko penanganan banjir DKI dipusatkan di Kementerian PU. (MDN/PIN/HRS/ICH) Post Date : 26 November 2013 |