|
Wajar saja jika dalam pelantikan Fatahillah sebagai Walikota Jakarta Barat beberapa waktu lalu, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, meminta walikota yang baru dilantik untuk membenahi masalah sampah dan kebersihan di wilayah tersebut. Sampah memang menjadi ancaman serius bagi warga Jakarta Barat, karena terkendala terbatasnya lahan untuk tempat pembuangan sampah (TPS). Kasudin Kebersihan Jakarta Barat, Wahyu Pudji Astuti mengatakan, kondisi itu terjadi akibat minimnya kesediaan lahan untuk dijadikan sebagai lokasi TPS. Menurutnya, kalaupun ada lahan, umumnya warga setempat menolak huniannya berdekatan dengan TPS karena khawatir bau dan banyak lalat. “Setiap hari total volume sampah di Jakarta Barat mencapai 1.500 ton. Hingga saat ini dapat kami tangani hanya mencapai 85-90 persen. Volume sampah tersebut belum termasuk sampah yang berada pada TPS liar. Artinya, masih terdapat sekitar 10-15 persen sampah yang belum dapat kami tangani,” ujar Wahyu, Senin (20/5). Ia menyebut, saat ini total jumlah TPS resmi yang tersebar di Jakarta Barat sebanyak 266 TPS, dengan luas wilayah yang mencapai 12.614 hektar yang terbagi pada 8 kecamatan, 56 kelurahan, 578 RW dan 6.384 RT. “Idealnya untuk setiap kelurahan harus tersedia paling minim 2 TPS. Tapi saat ini rata-rata hanya satu TPS hingga membuat banyak TPS liar. Padahal untuk membuat satu TPS tidak diperlukan lahan yang besar, hanya diperlukan lahan 200-300 meter. Tapi lagi-lagi sulitnya mencari lahan dan keengganan warga di wilayahnya terdapat TPS membuat kami kesulitan untuk dapat menangani sampah tersebut,” jelas Wahyu. Terkait penanganan sekitar 15 persen volume sampah yang tidak tertangani, ia menghimbau agar masyarakat turut aktif menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Warga juga diharapkan menerapkan 3R yakni reuse, reduce dan recycle. Post Date : 21 Mei 2013 |