|
Hasil otopsi terhadap beberapa jenis ikan dan udang yang mati di perairan Sungai Siak, awal Juni, ditemukan penyebab matinya biota sungai tersebut akibat amoniak dan limbah organik beracun. "Limbah organik bersama zat racun lainnya yang menjadi penyebab ikan mati diperkirakan berasal dari limbah PKA (Pabrik Kelapa Sawit)," ungkap seorang peneliti dari Universitas Riau (Unri) Tengku Amriful Amri, MSc kepada ANTARA di Pekanbaru, Rabu. Ia menjelaskan, pada awal Juni lalu ikan dan udang di perairan Sungai Siak terutama diruas Sungai Bangso (anak Sungai siak di Kecamatan Tapung) hingga Jembatan Sungai Siak II (Kota Pekanbaru), ditemukan mati mengapung dan dalam kondisi sekarat. Ikan-ikan tersebut mati akibat kekurangan oksigen terlarut (DO). Menurut dia, kurangnya oksigen terlarut di perairan sungai tersebut karena tercemarnya sungai oleh limbah cair PKS yang bercampur dengan limbah domestik seperti deterjen serta zat beracun lainnya seperti penol dan amoniak yang berasal dari proses Pelapukan di Dasar Sungai Ia mengatakan, pihaknya telah mengotopsi beberapa jenis ikan seperti ikan puntios, kelemak, selais, patin kunyit, kapiek, jambal siam, belut dan udang galah yang semuanya merupakan biota yang hidup didasar sungai. Dikatakannya, secara fisik ikan tersebut sebagian sisiknya telah lepas sirip punggung robek, insang memutih yang dipenuhi kotoran pertikel hitam seperti lumpur dan berlendir yang juga terdapat diluar dan didalam perut ikan. "Organ dalam biota sungai itu juga hancur dan berwarna hitam bahkan gelembung renangnya pecah," kata Amriful seraya menjelaskan berbagai jenis ikan yang diotopsi memiliki panjang bervariasi dari 27-35 centimeter. Biota Langka Punah Ia mengatakan, kematian biota sungai itu sangat disayangkan sebab punah begitu saja terutama dua jenis udang yang hidup di dasar sungai yakni udang merah (udang galah) dan udang biru loreng yang merupakan jenis udang langka. Menurut dia, udang biru loreng sejenis udang galah yang telah langka dan sangat sulit ditemukan, sayangnya udang tersebut ikut punah akibat limbah PKS. "Udang langka biru loreng yang kami temui mati mengambang kondisinya sedang bertelur dan itu berarti punahnya spesies udang tersebut," ujar dosen FMIPA Unri itu. Ia yang juga Koordinator Tim Rona Lingkungan Unri mengatakan, dari pemeriksaan patologis tidak ada gejala kematian ikan itu disebabkan mikro organisme patogen (penyakit ikan) sehingga pemeriksaan patogen tidak dilakukan. Dikatakannya, saat kejadian pada tanggal 2 dan 3 Juni lalu kecerahan air Sungai Siak terutama dilokasi yang tercemar sangat rendah yakni 10 - 15 centimeter, dengan oksigen terlarut yang sangat rendah yakni 0,2 sampai 0,71 PPm. Amriful mengatakan, penyebab tercemarnya Sungai Siak berasal dari limbah cair PKS yang berada di daerah hulu dan disepanjang Sungai Bangso terdapat empat pabrik pengolahan kelapa sawit. "Namun, pabrik mana yang mencemari sungai belum diketahui," tutur Amriful yang memperkirakan ikan dan udang yang mati sebanyak 1,2 - 1,5 ton. (Ant/O-2) Post Date : 23 Juni 2004 |