Masyarakat Jakarta diimbau untuk mewaspadai
persoalan sampah di musim penghujan pada Desember 2013 hingga Januari 2014.
Pasalnya, curah hujan pada peralihan tahun ini cukup tinggi.
"Ini perlu diwaspadai. Jika banjir, disertai
sampah-sampah, maka semakin banyak penyakit yang bisa menyerang warga. Jika
pemukiman warga bersih dari sampah, maka ini bisa saja meminimalisir
tersumbatnya gorong-gorong atau saluran air lainnya,'' ujar calon anggota DPD
dari daerah pemilihan DKI Jakarta, Rommy, Senin (30/12).
Menurut Rommy, sudah banyak kebijakan Pemprov DKI
untuk mengatasi sampah, khususnya untuk mencegah banjir dan sampah ini.
''Namun, kampanye perilaku bersih atau "jangan nyampah" ini harus
terus didukung dengan manajemen pengelolaan sampah yang baik,'' tutur pria yang
dijuluki "Si Anak Kampung Jakarta" itu.
Dari sisi pemerintah, lanjut dia, bisa dilakukan
penyediaan fasilitas pengakutan sampah dari rumah penduduk hingga tingkat
kelurahan dengan cara memperbanyak fasilitas penjemputan sampah agar tidak tertimbun lama di pemukiman warga.
''Pengangkutan sampah yang rutin ke perkampungan
ini bisa mengurangi perilaku warga agar tidak membuang sampah ke aliran
kali/sungai," ungkap Rommy. Selain itu, kata dia, pemerintah bisa
menyediakan banyak tong sampah di tempat umum.
Rommy mengungkapkan, perilaku nyampah seringkali
terjadi karena minimnya serta sulitnya menemukan tong sampah di tempat umum. "Jika
diluar negeri, orang bisa sampai memiliki perilaku menyimpan sampahnya di dalam
tas sampai mereka menemukan tong sampah, hal ini sangat langka dijumpai di Indonesia," cetusnya.
Untuk itu, papar Rommy, penyediaan tong-tong
sampah di kendaraan umum atau disepanjang jalan, atau juga di banyak titik di
perkampungan warga perlu dilakukan. Ia mencontohkan, di Ciracas JakTim hanya adadua
gerobak sampah yang sudah tidak memadai tapi warga juga berpartisipasi aktif
membuat gerobak.
''Alangkah baiknya jika Pemprov DKI bisa
menyediakan sarana gerobak lebih banyak atau mengubahnya dengan mesin/truk
pengangkut sampah sehingga sampah tidak akan tertimbun lama disekitar area
pemukiman,'' ungkap Rommy.
Menurutnya, sudah banyak contoh kampung-kampung
kumuh yang bisa disulap menjadi kampung bersih, dan juga memberdayakan warga
untuk mengelola industri sampah yang bisa didaur ulang.
''Ibu-ibu rumah tangga atau anak-anak muda yang
belum memiliki pekerjaan pun bisa berkreatif dan menghasilkan uang dari bisnis
kreatif semacam ini. Label bahwa sampah itu hanya dekat dengan kata tukang
bersih dan pemulung pastinya bisa diatasi dengan mendiversifikasi jenis
pekerjaan yang terkait dengan pengelolaan sampah ini,'' tegas Rommy.
Post Date : 30 Desember 2013
|