500 Rumah di Tangerang Kebanjiran

Sumber:Media Indonesia - 27 Januari 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
TANGERANG--MIOL: Hujan deras sejak Rabu (25/1) malam yang mengguyur Tangerang, menyebabkan banjir di tiga kampung, Candulan, Cartika dan Pulo, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Sekitar 500 unit rumah warga terendam air dengan ketinggian mencapai 30 cm - 50 cm.

Berdasarkan pemantauan Media di lokasi, ratusan warga di tiga kampung tersebut hingga Kamis (26/1) sore bekerja keras menyelamatkan perabotan rumah tangganya ke atas loteng. Mereka kuatir debit air dari saluran irigasi anak Sungai Angke semakin meninggi, mengingat cuaca di Tangerang masih mendung.

"Sejak pagi kami sekeluarga gotong royong mengangkat barang-barang ke atas loteng. Karena bila hujan turun lagi, airnya pasti akan bertambah naik," kata Suparti, warga Kampung Candulan RT 04/02, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang yang rumahnya terendam air sekitar 30 cm.

Tanda-tanda akan terjadinya banjir, kata Suparti terlihat dari Rabu (25/1) sore. Debit air di saluran irigasi anak Sungai Angke mulai meninggi hingga mendekati batas jembatan di Jalan Ahmad Dahlan, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh.

Karena hujan semakin deras, sekitar malam harinya, pukul 20.30 Wib, arus air tersebut meluap hingga ke atas jempatan dan tumpah ke permukiman-permukiman warga. Akibatnya sekitar 500 unit rumah di sana terendam air dengan ketinggian mencapai 30 cm - 50 Cm.

Halimah yang rumahnya di Kampung Cartika RT 06/04, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh terendam air dengan ketinggian 50 cm. Itu terjadi lantaran permukaan tanah di rumah ibu beranak empat tersebut lebih rendah dari tanggul irigasi anak Sungai Angke.

Keluarga Halimah maupun Suparti tetap memilih tinggal di rumahnya daripada mengungsi. Pasalnya, bila rumahnya itu ditinggal, dikuatirkan perabotannya diambil orang. Hanya saja mereka meminta Pemkot Tangerang segera mengirimkan bantuan berupa makanan dan obat-obatan kepada warga setempat. Pasalnya, untuk mendapatkan bahan-bahan makanan itu mereka harus keluar rumah, karena tempatnya jauh.

"Kami sudah terbiasa menghadapi bencana seperti ini, yang kami perlukan sekarang hanya bantuan dari pemda," kata Halimah yang memilih tinggal di atas loteng bersama suami dan anak-anaknya itu. (SM/OL-02).Penulis: Sumantri Handoyo

Post Date : 27 Januari 2006