|
BATANG- Penggundulan kawasan hutan di wilayah di Kabupaten Batang, mengakibatkan sedikitnya 50 sumber mata air dalam kategori kritis. Padahal, sebagian merupakan sumber yang dipergunakan PDAM sebagai pasokan air baku bagi para pelanggan. Apabila debit air yang berasal dari sumber mata air menurun, maka akan menyebabkan pasokan air PDAM ke pelanggan berkurang. Kritisnya sumber air itu disebabkan oleh maraknya penebangan liar di kawasan hutan. ''Hutan ditebangi secara liar, sehingga menyebabkan gundul. Ironisnya, penggundulan itu dekat dengan sumber mata air,'' ujar Kepala Kantor Kehutanan Ir Hj Eko Sugiastuti MM. Menurut dia, hutan yang gundul tersebut sebenarnya merupakan kawasan yang dilindungi pemerintah. Pihaknya merasa prihatin dengan maraknya penebangan liar. ''Untuk mengantisipasi, Kantor Kehutanan akan terus melakukan upaya dengan regenerasi tanaman. Di antaranya dengan melakukan penanaman pohon yang mempunyai kemampuan menyerap air. Seperti beringin, aren, ketapang, dan gayam,'' ujar alumnus Fakultas Kehutanan UGM itu. Butuh Dana Upaya penanaman pohon di beberapa lokasi yang gundul tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus, karena membutuhkan dana yang tidak sedikit. Padahal, alokasi dana pelestarian hutan yang ada kecil. Pemerintah pusat juga sudah memberi bantuan bibit tanaman sebanyak 350.000 batang dan sudah ditanam di lahan kritis. Kepala Bagian Lingkungan Hidup dan Produksi Ir Agus Riyadi MM yang ditemui secara terpisah mengatakan, untuk menanggulangi penggundulan hutan, Pemkab akan mengefektifkan pelaksanaan Perda No 12 Tahun 1990 tentang Pelestarian Tanaman Kapuk Randu dan Sengon. ''Sebenarnya kedua jenis tanaman ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Batang, karena banyak ditanam di kebun dan hutan rayat milik warga maupun pemerintah,'' papar dia. (ar-37) Post Date : 14 Mei 2005 |