50 Rumah di Andir Terendam Banjir

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 April 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Lima puluh rumah warga Kelurahan Campaka dan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung terendam banjir akibat meluapnya anak Sungai Cibeureum, Senin (5/4) sejak pukul 17.00 WIB. Luapan air juga merobohkan ruang serbaguna Kantor RW 2 Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Bandung. 

”Banjirnya sampai sepinggang,” ujar Ketua RT 3 Kecamatan Andir Bandung Hendi Suhendi. Namun, Hendi menuturkan, genangan di kebanyakan rumah warga lain tidak sampai sepinggang. Tingginya air di rumah Hendi disebabkan letak kediamannya yang lebih dekat dengan Sungai Cibeureum.

Pada pukul 19.00 WIB, kebanyakan warga tengah membersihkan sisa lumpur yang masih merendam lantai dan perabot rumah tangga. Di Kelurahan Campaka, banjir menggenangi empat puluh rumah. Sementara di Kelurahan Maleber ada sepuluh rumah yang terendam.

Ruang serbaguna Kantor RW 2 Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Bandung pun ambruk. Dinding dan gentingnya rata dengan tanah. Selain itu, banjir juga menyebabkan 3,5 kuintal ikan emas dan 1,5 ton ikan milik Ano Herman (68) hanyut.

Istri Ano Herman, Komariah (62), menuturkan, pada pukul 17.00 tiba-tiba air setinggi pinggang masuk ke dalam rumah dan kolam. ”Saya langsung lari dengan suami dan anak,” ujarnya.

Longsor

Sementara itu, sepasang suami istri dan anaknya mengalami luka ringan akibat longsor di Jln. Ciwaruga Sariwangi Desa Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB.

Tingginya curah hujan menyebabkan jalan itu longsor selebar 10 meter dengan kedalaman 5 meter. Akibatnya, jalan sempat ditutup hingga pukul 19.30 WIB.

Kepala UPTD Jalan dan Jembatan Wilayah I Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bandung Barat, Tanwas Sarifudin menuturkan, tanah di sepanjang jalan tersebut memang labil. ”Karena tidak ada saluran air sehingga tanah menjadi jenuh,” ujarnya.

Siap direlokasi

Sementara itu sebanyak 56 warga perwakilan korban tanah ambles di Kp. Legok Hayam RW 09 Desa Giri Mekar Kec. Cilengkrang, Kab. Bandung, menyatakan siap untuk direlokasi. Namun, warga berharap agar relokasi itu tidak jauh dari tempat semula karena akan mengganggu kehidupan mereka.

Berdasarkan musyawarah yang dilakukan di Posko Pengungsian di Kp. Legok Hayam, Minggu (4/4), disepakati empat calon lokasi untuk relokasi warga. Menurut Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Cilengkrang Hendi Suherman saat dihubungi Senin (5/4), empat daerah tersebut akan diajukan ke Pemkab Bandung yang nantinya diteliti oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengenai kelaikan tanahnya. ”Kami hanya mengusulkan dan yang menentukan layak atau tidaknya dari instansi berwenang,” katanya.

Ditambahkan Hendi, sebelum merelokasi warga yang rumahnya rusak pascaretaknya tanah di RT 2 RW 9, Kp. Legok Hayam, warga akan mendapat bantuan. ”Bantuan dari Pemkab Bandung untuk kontrakan rumah selama warga belum direlokasi. Besarannya antara Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per bulan yang diberikan selama enam bulan,” ujarnya.

Selain itu, pemilik empat belas rumah yang runtuh juga akan mendapatkan bantuan Rp 15 juta per unit rumah seperti yang disampaikan Bupati Bandung H. Obar Sobarna, S.I.P. ”Pemilihan daerah untuk relokasi tidak jauh dari tempat tinggal warga. Ini pun berdasarkan permintaan warga agar tidak jauh,” katanya.

Sementara dana untuk relokasi korban tanah ambles merupakan hasil tukar guling tanah carik Desa Giri Mekar yang ada di Kec. Nagreg, Kab. Bandung. ”Desa Giri Mekar memiliki tanah carik di Nagreg yang rencananya untuk tempat pembuangan sampah akhir (TPSA). Sebagian dari hasil pembebasan lahan tersebut akan dibelikan tanah di lokasi yang telah mendapat rekomendasi untuk relokasi,” ucapnya.

Sementara Kades Giri Mekar, Aji Sodikin mengatakan, lahan yang sudah disiapkan untuk relokasi adalah di Kp. Legok Hayam, Balong Saladah, Sekehonje, dan Babakan Cimahi. ”Semua lahan relokasi masih di kawasan Desa Girimekar dan berjarak 1,5 kilometer dari lokasi bencana,” ujarnya.

Pertemuan pada Minggu (4/4) juga menghasilkan kesepakatan untuk pembuatan jalan alternatif baru yang menghubungkan Kp. Legok Hayam dengan Kp. Sekesalam, Desa Sindanglaya, Kec. Cilengkrang. ”Jalan alternatif yang lama rusak sehingga harus membuat jalan alternatif baru minimal untuk kendaraan roda dua,” katanya.

Selain menyiapkan rencana lahan relokasi, pemerintah desa dan kecamatan telah mengajukan permohonan dana stimulan kepada Pemkab Bandung. ”Besaran dana stimulan yang diajukan adalah Rp 15 juta bagi rumah warga yang ambles dan Rp 10 juta bagi rumah warga yang terancam ambles,” katanya.

Menyinggung masalah bantuan yang diterima, Aji mengatakan, setiap kali bantuan datang, pemerintah desa segera menyalurkan ke posko rukun warga (RW). ”Saya juga bersyukur karena sifat kegotongroyongan warga sangat kental sehingga warga yang memiliki kelebihan rezeki membantu warga yang menjadi korban tanah ambles,” katanya.

Salah seorang warga yang rumahnya tertimbun tanah, Dase (60), berharap pemerintah segera merealisasikan hasil musyawarah, karena mereka tidak mau lama menunggu.

”Kami berharap pemerintah segera merealisasikannya karena kami kebanyakan para buruh tani yang setiap harinya kerja penuh,” katanya. (A-185/A-167/A-113/A-71/CA-2)



Post Date : 06 April 2010