|
Kendala teknis semakin menyulitkan manajemen Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pelaihari dalam mengembangkan usahanya. Ini menyusul tingginya penyusutan sporadis sarana dan prasarana yang dimiliki. Direktur PDAM Pelaihari H Suriansyah mengatakan sebagian besar sarana dan prasarana atau jaringan air bersih yang ada saat ini telah rusak berat. "Khususnya peralatan yang ada di Kecamatan Pelaihari, kerusakannya mencapai 50 persen." Pipanisasi, bebernya, telah banyak yang keropos sehingga menyebabkan kebocoran di sejumlah titik distribusi ke pelanggan. Pun dengan peralatan pengolahan (intake-Red) juga tidak lagi berfungsi secara maksimal. Kondisi serupa juga terjadi di seluruh instalasi yang tersebar di sejumlah kecamatan. "Semua sarana dan prasarana yang ada memang sudah tidak layak lagi. Maklumlah umurnya memang sudah sangat tua, dibangun sejak 1981 silam," sebut Suriansyah. Dengan keterbatasan tersebut, pihaknya kini hanya mampu memberikan pelayanan apa adanya kepada 5.000-an pelanggan yang ada. Sementara ekspansi usaha termasuk peningkatan kualitas maupun kuantitas sulit untuk direalisasikan. Satu-satunya cara untuk mewujudkannya, kata Suriansyah, hanya melalui rehabilitasi atau peremajaan sarana dan prasarana. "Alhamdulillah ternyata bupati masih memperhatikan terhadap masalah ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada solusi untuk mengatasi masalah ini." Di hadapan rombongan eksekutif dan legislatif Bondowoso, akhir pekan lalu, Bupati Tala H Adriansyah memang menyatakan hanya tinggal air bersih yang hingga kini menjadi hambatan dalam pengembangan dunia usaha. Dua sektor vital lainnya yakni telekomunikasi dan listrik telah memadai. Orang nomor satu di Bumi Tuntung Pandang itu bertekad untuk mengatasi keterbatasan pelayanan air bersih tersebut. "Saya berharap tekad bupati itu segera direspon pejabat terkait, terutama Dinas Kimprasda dan Beppeda," ucap Suriansyah. Antara lain alternatif yang akan ditempuh untuk menggalang dana yaitu mencari pinjaman lunak dari perbankan atau kemitraan dengan investor. "Rencana meminjam ke Depkeu mungkin dibatalkan, karena bunganya tinggi yaitu 11,5 persen," ungkap Suriansyah. Ia pun memastikan jika sarana dan prasarana air bersih telah terehabilitasi, 15.000 pelanggan baru akan dicapai. Penduduk yang mengandalkan air sumur dipastikan akan beralih dan menjadi pelanggan setelah menyadari pentingnya standar kebersihan air bersih. Dengan kalkulasi jumlah pelanggan 20.000, income per bulan yang akan dikantongi PDAM Pelaihari tak kurang dari Rp1 miliar. "Ini dengan estimasi rata-rata rekening tagihan pelanggan Rp50.000," tukas Suriansyah seraya mengatakan peningkatan pelayanan akan diiringi dengan penyesuaian tarif. "Jadi, kelak PDAM akan menjadi sumber PAD yang potensial bagi Pemkab Tala. Ini karena kebutuhan air bersih akan terus meningkat seiring bertambahnya penduduk. Ini berbeda dengan sektor pertambangan atau kehutanan yang semakin lama semakin surut," sambungnya. roy Post Date : 17 Mei 2005 |