|
Jakarta, kompas - Sekitar 50 persen dari total air bersih yang diproduksi perusahaan penyedia layanan air bersih di DKI Jakarta terbuang percuma karena tingginya tingkat kebocoran. Akibatnya, masih banyak pelanggan yang tidak mendapat suplai air bersih secara kontinu. Hal itu terungkap dalam pertemuan Forum Komunikasi Pelanggan dan Masyarakat Air Minum (FKPM) di Jakarta, Selasa (11/10). Kebocoran air bersih disebabkan adanya pencurian air (illegal consumption), kerusakan jaringan pipa, dan kebocoran jaringan instalasi dalam rumah. Anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta Riant Nugroho D dan Ahli Suplai Air Bersih Alizar Anwar mengatakan, kerugian akibat kebocoran air tersebut ditaksir mencapai Rp 1,2 triliun per tahun. Mengutip data dua perusahaan penyedia layanan air bersih, PT Palyja dan Thames PAM Jaya, ia menyebutkan, untuk tahun 2005 air yang terbuang akibat kebocoran hingga bulan Agustus mencapai 180.352.067 kubik. Angka kebocoran ini lebih tinggi daripada angka kebocoran rata-rata tahun 2000-2004, yakni 45 persen. Kebocoran air bersih di DKI Jakarta merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik dan Asia Timur. Menurut Humas PT Palyja Ratna Indrayani, kebocoran air di wilayah layanan mereka antara lain diatasi dengan mengganti pipa-pipa tua serta membentuk tim sweeping sambungan ilegal. (SAM) Post Date : 12 Oktober 2005 |