|
Ketua Dewan Sumber Daya Air, Firdaus Ali, menyebutkan saat ini baru sekitar 36 persen penduduk DKI Jakarta yang terlayani dengan air bersih. Sedangkan sisanya hanya memanfaatkan air tanah yang kualitasnya semakin hari kian menurun.
"Kira-kira 36 persen baru terlayani sisanya mengambil air tanah. Sedangkan air tanah itu kualitasnya semakin menurun karena banyak gedung perkantoran mengambil air tanah dalam," ujar Firdaus yang juga pakar air Universitas Indonesia itu di Balai Kota, Jakarta, Selasa 26 Maret 2013
Firdaus menjelaskan, saat ini pengolahan air bersih menjadi masalah krusial. Kata dia, apabila pencemaran semakin tinggi maka biaya pengolahan pun akan mahal dan berpengaruh pada ketersediaan air bersih di Ibukota. "36 persen sudah baik. Yang jadi masalah adalah mengolah kadar air yang pencemarannya semakin tinggi itu semakin mahal," ujarnya
Firdaus menuturkan, ketersediaan air bersih itu merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah negara. Dari beberapa penelitian air bersih bisa mempengaruhi lama hidup masyarakat di suatu negara.
"Di Indonesia belum ada penelitian itu. Tapi di luar negeri jelas. Kualitas air yang baik itu menjamin lama hidup plus pola makan dan lainnya. Tapi kemudian di Indonesia air yang buruk membunuh orang misalnya diare dan muntaber," kata dia.
Sumber Foto : Antara/Widodo S. Jusuf
Post Date : 26 Maret 2013 |