50% Bandung Terancam Krisis Air

Sumber:Koran Sindo - 08 Januari 2009
Kategori:Air Minum

BANDUNG(SINDO)– Hampir setengah dari luas Kota Bandung terancam kekurangan air bersih. Salah satu peluang terbesar terjadi di Bandung selatan.

Berdasarkan penelitian dari Badan Geologi dan Pertambangan pada 2005 lalu, hampir setengah dari luas Kota Bandung yang mencapai 16.726 hektare, termasuk dalam kawasan rawan air bersih. Hal ini bisa diperparah jika pengambilan air bersih tidak dibarengi dengan pengadaan sumur resapan.

Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung Nana Supriatna mengatakan, setengah dari luas wilayah Kota Bandung tersebut masuk dalam zona merah-kuning. ”Artinya, zona kuning itu rawan air dan harus berhati-hati dan waspada. Sedangkan zona merah adalah zona minim air.

Ini yang lebih bahaya,jika pemakaiannya tidak dibarengi penambahan sumur resapan dan imbuhan,”jelas Nana saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung Jalan Aceh, Kota Bandung,Selasa (6/1). Selain itu, wilayah tersebut termasuk dataran rendah, sehingga rawan air bersih dibanding dengan daerah di dataran tinggi.Nana mengungkapkan, kedalaman air di wilayah tersebut hanya di bawah 100 meter.

Sehingga masyarakat akan kesulitan mendapat air bersih dari air bawah tanah.Wilayah yang paling rawan adalah Bandung selatan ke arah barat, seperti wilayah Suryani dan Jamika yang kedalaman air bersihnya hanya 40 meter. ”Sejauh ini kita masih menggunakan data lama, badan geologi dan pertambangan belum mengeluarkan data baru.

Jadi kalau lihat data lama, masih sangat rawan di Bandung selatan.Ini yang sedang dicari jalan keluarnya,” kata Nana. Salah satu langkah yang masih mungkin dilakukan adalah menambah jumlah sumur resapan dan imbuhan. Saat ini sumur resapan di Kota Bandung hanya 20.472 sumur. Jumlah tersebut masih minim mengingat luas wilayah yang masuk dalam zona rawan air bersih.

”Kalau sumur imbuhan baru dua buah yakni di Kecamatan Regol. Baru dua karena dana yang dibutuhkan cukup besar, satu meter saja bisa menghabiskan dana Rp1 juta,” paparnya. Sumur imbuhan sendiri idealnya berkedalaman di atas 100 meter.

Menurutnya, dalam pembuatan sumur imbuhan tersebut Pemkot Bandung bisa bekerjasama dengan pengusaha hotel di Kota Bandung. Dia meminta para pengusaha hotel dan industri tidak mengambil air berlebihan tanpa membangun sumur imbuhan. Nana juga meminta masyarakat berperan aktif membantu membuat sumur resapan untuk penampungan air di wilayahnya.

Hal serupa ditegaskan Wali Kota Bandung Dada Rosada dalam rapat evaluasi kerja Pemkot Bandung 2003-2008. Dada mengatakan, ada beberapa hotel yang tidak diperpanjang izinnya karena tidak berperan aktif dalam menjaga lingkungan. (wisnoe moerti)



Post Date : 08 Januari 2009