|
JAKARTA, KOMPAS - Masalah banjir di Jakarta belum tertangani. Hujan selama dua hari yang mengguyur sebagian besar wilayah Jakarta menyebabkan banjir di sejumlah tempat di Ibu Kota. Sementara itu, proyek penanganan banjir belum juga dapat direalisasikan. Hingga Jumat (19/4), banjir merendam sejumlah tempat di 14 kelurahan. Padahal, pada Kamis, banjir hanya terjadi di sembilan kelurahan. Banjir disebabkan luapan air dari beberapa sungai dan saluran sekunder. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, sebanyak 288 warga mengungsi dari tempat tinggalnya. Mereka semua adalah warga Jakarta Selatan yang tinggal di sekitar Kali Ciliwung. Sementara itu, proyek penanganan banjir belum bisa dijalankan karena proses lelang belum selesai. Proyek itu meliputi penyodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, pengadaan sumur resapan, dan normalisasi beberapa kali, seperti Ciliwung, Pesanggrahan, Sunter, dan Angke. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru dapat melaksanakan proyek itu pada Mei. Sebab, saat ini proyek tersebut masih dalam tahap lelang dan administrasi. ”Ada prosedur pemerintah yang harus dilalui. Masyarakat juga perlu tahu soal ini,” katanya. Jokowi mengakui prosedur itu memang menghambat percepatan penanganan banjir. Namun, prosedur itu tetap harus dilalui. ”Apakah mau semua ditangkap gara-gara menggunakan anggaran di luar prosedur,” katanya. Akan tetapi, ada juga proyek penanganan banjir di kawasan hilir yang tetap dijalankan tanpa menunggu pencairan APBD, yakni pelebaran Kali Pakin dan normalisasi Waduk Pluit di Jakarta Utara. ”Proyek itu dijalankan atas inisiatif dari perusahaan swasta di Jakarta sehingga tidak perlu menunggu dana dari APBD,” kata Jokowi. Terus-menerus Dalam tiga bulan ini, setidaknya enam kali banjir melanda sebagian daerah di Kelurahan Ulujami, Jakarta Selatan. Banjir terjadi karena belum ada tanggul untuk menahan luapan air Kali Pesanggrahan ketika terjadi hujan. Farida (40), warga RT 019 RW 003 Kelurahan Ulujami, berharap Pemprov DKI Jakarta segera membangun tanggul di Kali Pesanggrahan. Banjir mengganggu aktivitasnya sebagai penjahit. ”Biasanya dalam dua minggu bisa mendapatkan uang Rp 2 juta. Namun, akibat musibah banjir yang kadang baru surut berminggu-minggu membuat pendapatan kami hilang total,” kata perempuan asal Sumatera Barat ini. Sementara itu, luapan Kali Ciliwung yang menggenangi permukiman di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, terus terjadi pada Kamis dan Jumat. Padahal, permukaan air di Bendung Katulampa selama dua hari itu dalam kondisi normal. Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu mengatakan, ketinggian banjir pada Jumat mencapai 30-50 sentimeter. Sehari sebelumnya, permukiman itu terendam air setinggi hampir 2 meter. Banjir sekarang semakin cepat terjadi. Hujan deras sedikit saja langsung mengakibatkan banjir. Penahan air roboh Di Kelurahan Jati Padang, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, banjir terjadi karena luapan Kali Ciliwung tidak dapat dibendung. Tanggul penahan air di tempat itu roboh dan kini belum selesai diperbaiki. Ketinggian banjir di daerah itu mencapai 95 sentimeter, padahal banjir yang terjadi pada Januari di daerah itu hanya setinggi 15 sentimeter. Akibatnya, 198 warga mengungsi. Warga dan petugas Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Selatan menahan luapan kali dengan memasang potongan bambu, potongan kayu, dan karung berisi tanah. ”Upaya ini tidak cukup karena air pasti akan masuk terus. Dibutuhkan tanggul yang tinggi dan kuat,” kata Ketua RW 004 Muhammad Wasito. Sementara itu, banjir setinggi 30-150 sentimeter juga terjadi di Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Sejumlah 30 rumah terendam sehingga penghuninya mengungsi di rumah tetangga dan kerabat. Pantauan di Waduk Pluit, tinggi muka air di waduk itu mencapai batas tertinggi. Sidiq (44), penjaga rumah pompa Waduk Pluit, menyebutkan, muka air mencapai titik tertinggi, yakni +20 cm, pada Kamis tengah malam hingga Jumat pagi. Ketinggian normalnya 170 cm. ”Empat pompa dioperasikan untuk membuang air ke laut. Tinggi muka air berangsur turun dari 20 cm (di atas permukaan laut) menjadi -170 cm (di bawah permukaan laut) pada Jumat siang. Ketinggian berkisar -170 cm hingga -190 cm,” kata Sidiq.(K06/K07/NDY/MDN/MKN) Post Date : 20 April 2013 |