|
Manado, Kompas - Diperkirakan 1.678 rumah di lima kelurahan di Kota Manado, Sulawesi Utara, terendam air setinggi 1-3 tiga meter akibat meluapnya sungai-sungai di daerah aliran Sungai Tondano pada Senin (5/5) malam. Hingga Selasa (6/5) siang, belum ada korban jiwa akibat banjir yang menghanyutkan harta benda temasuk hewan ternak itu. Lima kelurahan terendam, yakni Kampung Arab, Komo, Mahakam, Karame, dan Tubir. Wali Kota Manado Jimmy Rimba Rogi menyebutkan, kerugian akibat banjir diperkirakan Rp 10 Miliar. Pantauan di lokasi menunjukkan, sejumlah warga korban banjir meninggalkan rumah mereka. Adapun Badan Meteorologi dan Geofisika Manado memperkirakan, hujan akan turun di daerah hulu kota Tondano, Minahasa. Kepala Dinas Sosial Kota Manado Lempo Tambeo mengatakan, pihaknya mengerahkan ratusan petugas untuk mengevakuasi warga hingga Selasa pukul 04.00. Jatah beras dan makan juga telah disalurkan sebanyak tiga ton. Namun, jumlah itu belum cukup mengingat banyaknya warga yang korban. Sejumlah warga menduga penyebab banjir karena tidak lancarnya air Sungai Mahakam mengalir ke pantai Manado gara-gara tersumbat proyek pembangunan Jembatan Megawati. Proyek pembangunan jembatan itu terkatung-katung hampir setahun lebih. Seharusnya pembangunan jembatan tidak menutup aliran air di sungai selebar 40 meter itu. Di lokasi pembangunan jembatan, air tampak tersumbat oleh material bangunan yang ditaruh sembarangan. Kepala Dinas Prasarana dan Permukiman Sulawesi Utara Alex Wowor mengatakan, pihaknya berada dalam dilema karena material di bawah jembatan dipakai untuk menunjang penyelesaian jembatan. (zal) Post Date : 07 Mei 2008 |