Dorong Swasta Danai Air Minum

Sumber:koran-Jakarta.com - 31 Desember 2013
Kategori:Air Minum

Penyediaan infrastruktur publik yang masih timpang dengan kebutuhan mendorong pemerintah untuk menggencarkan investasi dari pihak swasta.

Khusus untuk penyediaan prasarana publik di bidang air minum, pendanaan pemerintah dirasa masih kurang sehingga menutut peran swasta dalam percepatan infrastruktur publik yang paling mendasar ini. Kehadiran swasta di bidang air minum sangat diperlukan mengingat target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 tinggal selangkah lagi. 

Untuk mewujudkan target ketersediaan air minum 68 persen bagi 240 juta jiwa sesuai target MGDs, Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM) mengaku butuh investasi 65 triliun rupiah. Padahal, dana yang bersumber dari APBN untuk perkotaan dan perdesaan hanya 37,63 triliun rupiah, sedangkan dana bersumber dari APBD, PDAM, perbankan/KPS dengan kemampuan 27, 64 triliun rupiah. 

"Investasi air minum ini memiliki business risk cukup rendah karena investor memiliki pelanggan seumur hidup. Berbeda apabila yang dijual barang misalnya sehingga banyak kontraktor besar ingin masuk investasi air minum," kata Kepala BPP SPAM, Tamim M Zakaria, dalam kegiatan gathering di Jakarta, kemarin. 

Tamim menuturkan investor akan diberikan keleluasaan mengelola dengan konsesi rata-rata 30 tahun ke depan. Kendati laba bidang air minum tidak begitu besar, dalam kelanjutannya akan lebih aman dan stabil.

Namun, ini berbeda apabila investasi swasta diperuntukkan untuk kalangan tertentu seperti di Kelapa Gading. "Tentunya untuk target market tersebut membutuhkan modal tidak sedikit dan marjin agak lebih tinggi. Semua regulated, sudah ada aturannya," tuturnya. 

Sampai sekarang, menurut Tamim, pengelolaan perusahaan daerah air minum (PDAM) masih memiliki mindset sebagai birokrat. Karena itu, ke depan, BPP SPAM akan mendorong pengelolaan bidang air minum dengan mengedepankan entrepreneurship. 

" Contohnya seperti PDAM Pelembang, awalnya coverage ratio sekitar 3 persen saja, sekarang sudah mencapai 95 persen dari seluruh wilayah karena semangat pengelolaannya mengedepankan entrepreneurship," ujarnya. 

Seperti diketahui, lanjut Tamim, sekarang ini tarif air minum dari 314 PDAM secara nasional yang masih di bawah biaya produksi sebanyak 233 PDAM. Untuk itu, sekarang ini perlu mengedepankan biaya air minum yang wajar agar kelangsungan kinerja PDAM juga membaik. 

"Selama tarifnya tidak wajar, akan terjadi hal seperti memilah-milah pelanggan yang berbayar besar sehingga tercipta diskriminasi layanan. Begitu pun tidak menutup uang siluman dari pekerja PDAM sendiri," ujarnya. 

Sementara itu, target MDGs tahun 2015, seperti arah Presiden utnuk mengatasi krisis air di daerah tandus dan sulit air sehingga tidak ada lagi krisis air pada tahun 2025. Proporsi penduduk terhadap sumber air minum terlindung (akses aman) secara nasional 68,87 persen terbagi dalam wilayah perkotaan 75,29 persen serta perdesaan 65,81 persen. 

"Untuk target tahun 2020 nanti secara nasional 85 persen masyarakat terlayani air minum dengan akses aman, sedangkan 2025 bakal dicapai 100 persen," tutur Tamin. 

Menurut Tamim, Berdasarakan PP No 16/2005 tentang pengembanga sistem penyediaan air minum, penyelenggara SPAM yakni badan usaha milik negara, bisa badan usaha miliki daerah (PDAM), atau bisa bekerja sama dengan koperasi , badan usaha swasta, atau kelompok masyarakat. 

Tawarkan Investasi

Sampai dengan akhir tahun ini, Tamin mengatakan,perkiraan investasi di bdiang air minum mencapai 21,87 triliun rupiah. Investasi ini tersebar dalam 42 lokasi serta dengan estimasi penambahan kapasitas 66,1 ribu liter per detik. Diharapkan dengan target investasi ini masyarakat yang terlayani mencapai 16,6 juta jiwa. 

 "Tender yang datang BPPSPAM pasti memenuhi skala keekonomisan karena masih banyak yang beli air dengan drum. Hanya saja memang kebijakan tarif berada di kepala daerah. Kalau memang juga ada yang tidak masuk keenomian ada semacam scheme viable gap fun," ungkap Rina Agustin, Sekretaris BPP SPAM. 

Menurutnya, investasi pengembangan SPAM melalui kerja sama pengusahaan KPS dan konsep business to business (B to B), proyek yang telah diresmikan sebanyak dua lokal dengan kapasitas 1.900 liter per detk dengan perkiraan penduduk yang dilayanai sejumah 760 ribu jiwa. Dua proyek ini dengan perkiraan investasi 690 miliar rupiah. 

Tidak hanya dua proyek ini yang diresmikan, tetapi proyek yang dalam pengembangan berjumlah lima lokasi, sedangkan proyek dalam tahap pendatanganan kerja sama sebanyak tiga lokasi. Untuk proyek yang dalam proses pengadaan badan usaha sebanyak sembilan lokasi, sedangkan proyek yang sedang dalam persiapan penawaran 10 lokasi, dan selanjutnya sebanyak 13 proyek lainnya yang potensial untuk ditawarkan ke swasta.

 



Post Date : 31 Desember 2013