|
Pontianak, Kompas - Hujan deras yang turun hingga Senin (10/1) menyebabkan banjir di sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Selain hujan deras, air laut juga pasang sehingga air sungai meluap menggenangi daerah sekitarnya. Di Kalbar, setidaknya ribuan rumah penduduk dan sekitar 5.300 hektar sawah siap panen hancur terendam banjir. Pemantauan Kompas kemarin di Kabupaten Pontianak, Landak, Sambas, dan Kabupaten Sanggau, areal yang tergenang banjir mirip danau raksasa. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanyalah hamparan air berwarna coklat keruh diselingi beberapa atap rumah serta pucuk pepohonan. Hanya sebagian kecil sawah yang bisa diselamatkan. Jika ketinggian air kurang dari satu meter, penduduk bisa menyelamatkan bulir padi dengan cara memanen lebih awal. "Di desa ini, 350 hektar sawah hancur terendam banjir," kata Sood M Saleh, Kepala Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak. Tidak semua padi yang terendam banjir bisa diselamatkan. Sebagian besar padi siap panen di Kabupaten Pontianak, Landak, dan Kabupaten Sambas tak bisa diselamatkan karena terendam banjir lebih dari empat hari. Karena itu, harapan petani hanyalah bantuan bibit padi dari pemerintah. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kalimantan Barat (Kalbar), melalui Kepala Subdinas Prasarana dan Sarana Pertanian Arsyal R Vidya, mengatakan, berdasarkan data sementara, sawah yang terendam banjir sekitar 5.300 hektar, tersebar di tujuh kabupaten. Kepada petani akan diberikan bibit padi cuma-cuma. "Pembagian bibit padi sesuai kerusakan areal tanaman di setiap kabupaten," kata Arsyal. Areal sawah yang paling luas terendam banjir di Kabupaten Kapuas Hulu 1.159 hektar, Kabupaten Landak 1.077 hektar, Sanggau 746 hektar, dan Kota Singkawang 621 hektar. Banjir juga merendam sawah di Kabupaten Sambas seluas 319 hektar, Bengkayang 462 hektar, dan Sintang 21 hektar. Sekolah diliburkan Karena banjir tak kunjung surut, sejumlah sekolah di Kapuas Hulu, Sintang, Sekadau, dan Sanggau diliburkan sebab ruang sekolah terendam banjir dengan ketinggian air lebih dari satu meter. Idris Manaf, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas Hulu mengatakan, setidaknya delapan kecamatan di Kapuas Hulu, sekitar 800 kilometer dari Pontianak, masih terendam banjir. Delapan kecamatan tersebut ialah Bika, Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Jongkong, Selimbau, Suhaid, Semintau, dan Silat Hilir. Di Kecamatan Bunut Hilir, misalnya, murid-murid 19 sekolah dasar, empat SLTP, dan tiga SMA diliburkan karena bangunan sekolah terendam banjir. Kalaupun ada sekolah yang tidak terendam banjir, muridnya tak sekolah karena rumah mereka terendam banjir. Di Kabupaten Sintang, Safaruddin dari Bina Sosial Pemkab Sintang menyebutkan, banjir merendam Kecamatan Kapuas Kiri Hulu, Kapuas Kanan Hulu, Kapuas Kiri Hilir, Tempunak, Sepauk, dan Dedai. Sungai Tabalong Selain Kalbar, banjir juga terjadi di Tanjung, ibu kota Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, akibat meluapnya Sungai Tabalong. Selain merendam rumah penduduk, sejumlah ruas jalan terendam banjir yang mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi. Banjir serupa terjadi di Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, dan Kuala Kapuas di Kalimantan Tengah. Curah hujan yang tinggi dan hilangnya daerah resapan air menyebabkan Sungai Kapuas dan anakanak sungainya meluap menggenangi daerah sekitarnya, seperti Kecamatan Sungai Rukun, Sungai Ringi, Kapuas Tengah, dan Kecamatan Timpah. Di Kabupaten Sanggau, Kalbar, menurut Kepala Tata Usaha Kantor Dinas Pendidikan Sanggau FX Suparman, sedikitnya 10 sekolah dasar terendam banjir sehingga murid-muridnya diliburkan. Di Kabupaten Landak, Kalbar, ruas jalan Ngabang dengan Kuala Besar putus. Penduduk yang bertahan di rumah-rumah panggung terpaksa menggunakan perahu untuk mencari makanan dan kebutuhan sehari- hari. Sungai Musi Dari Palembang, Sumatera Selatan, dilaporkan, air Sungai Musi di Palembang terus meluap sejak dua pekan lalu. Akibatnya, puluhan rumah warga di tepian sungai itu terendam hingga setengah meter. Diperkirakan, luapan akan semakin tinggi jika hujan deras turun bersamaan dengan air laut pasang di Selat Bangka. Pemantauan Kompas, Senin kemarin, puluhan rumah panggung di beberapa desa di Kecamatan Seberang Ulu I dan Gandus, Palembang, masih terendam air luapan Sungai Musi. Rumah-rumah itu rata-rata kosong ditinggal penghuninya yang mengungsi. Bantuan bibit Di Bandar Lampung, Dinas Pertanian mengupayakan bantuan bibit padi dan bibit jagung untuk meringankan beban petani di Kecamatan Sekampung Udik dan Kecamatan Way Karya, Kabupaten Lampung Timur, yang dilanda banjir. Kepala Dinas Pertanian Lampung Untung Sugiarto, Senin, mengatakan, jika dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tak tersedia dana, ia akan mengajukan permohonan ke pemerintah pusat. Saat ini, 910 hektar lahan padi dan 542 hektar lahan jagung di kedua kecamatan itu terendam banjir. (ful/thy/j01/iam/dot/jos) Post Date : 11 Januari 2005 |