|
JEPARA, KOMPAS — Seiring pencanangan tahun pembangunan infrastruktur, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah segera membangun delapan Sistem Penyediaan Air Minum dan lima waduk. Infrastruktur diharapkan mampu mengatasi penyediaan air bersih bagi masyarakat seiring dengan laju pertambahan penduduk di wilayah itu. Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jateng Maladiyanto, Minggu (16/3), di Jepara, mengatakan, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Jateng terbagi menjadi delapan regional. Delapan SPAM regional itu bertujuan mengatasi kekurangan air bersih bagi masyarakat di 23 kabupaten/kota. Pada 2012, pelayanan air minum baru menjangkau 40,6 persen atau 13,47 juta orang dari 33,2 juta jiwa penduduk Jateng. Dengan adanya SPAM, jangkauan pelayanan air minum pada 2015 bisa bertambah jadi 75 persen. ”Rencana anggaran biaya pengembangan delapan SPAM regional itu Rp 4,33 triliun. Nantinya kedelapan SPAM regional itu dapat mengalirkan air dengan debit 6.800 liter per detik yang dapat mengaliri 544.000 rumah dan melayani 2.720.000 jiwa,” kata dia. Maladiyanto menambahkan, saat ini yang beroperasi adalah SPAM Bregas yang melayani Brebes, Tegal, dan Kota Tegal. SPAM tersebut memproduksi air minum sebesar 650 liter per detik sehingga menambah jangkauan ke 52.000 rumah. Adapun SPAM regional yang lain masih dalam proses pembangunan jaringan dan studi kelayakan. Pemerintah Provinsi Jateng juga akan membangun lima waduk dengan dana pemerintah pusat senilai total Rp 2,1 triliun. Waduk itu meliputi Waduk Gondang di Karanganyar, Pidekso di Wonogiri, Logung di Kudus, Matenggeng di Cilacap, dan Kuningan di Jawa Barat, yang bisa dinikmati warga Jateng. Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Jateng Prasetyo Budie Yuwono mengemukakan, Waduk Gondang dan Pidekso akan dikerjakan terlebih dahulu. Berikutnya adalah Waduk Logung yang kini memasuki penyelesaian pembebasan lahan dan pada akhir 2014 akan dibangun. ”Selain untuk irigasi pertanian, waduk-waduk itu akan digunakan sebagai bahan baku air minum dan mengatasi banjir di daerah-daerah itu,” kata dia. Achmadi Safa, Koordinator SPAM Dadi Muria, meminta hasil studi kelayakan SPAM Dadi Muria untuk Kudus, Pati, Grobogan, dan Jepara dikaji ulang. Pasalnya, harga air curah dari hasil studi kelayakan itu terlalu mahal, Rp 4.000 per meter kubik. Tarif PDAM di Kudus Rp 1.800 per meter kubik. Harga itu belum memperhitungkan potensi kehilangan air dan biaya energi listrik untuk memompa dan mendorong air. ”Kalau hal itu turut diperhitungkan, harga jual air kepada pelanggan bisa mencapai Rp 5.000 per meter kubik. Untuk itu, perlu dikaji ulang karena daya beli masyarakat masih rendah,” kata Achmadi. (HEN) Post Date : 19 Maret 2014 |