|
KAWASAN Bandung, Jawa Barat, kembali dikepung banjir. Sungai Citarum dan beberapa anak sungai lainnya kemarin meluap. Sedikitnya 4.350 rumah di empat kecamatan di Kabupaten Bandung kembali terendam dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir yang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir itu. Namun, kerugian mencapai miliaran rupiah karena banjir juga menggenangi ratusan hektare areal persawahan (tanaman padi) dan perkebunan milik warga. Keempat kecamatan yang dilanda banjir akibat meluapnya Sungai Citarum, Ciwidey, dan beberapa anak sungai lainnya, yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek, dan Banjaran, dengan ketinggian air mulai 1 m hingga di atas 1,5 m. Hingga kemarin, 4.750 warga diungsikan ke lokasi aman, seperti rusunawa yang bisa menampung puluhan ribu warga dan beberapa fasilitas lainnya, di antaranya kantor kelurahan dan kecamatan. Bahkan, ada warga yang mengungsi ke perbukitan karena perkampungan mereka masih terkepung banjir. “Kami dan keluarga sudah hampir empat hari berada di perbukitan dengan memasang tenda bantuan tetangga. Terus terang, kami sangat trauma melihat kondisi genangan air masih tinggi akibat terus meluapnya sungai (Citarum),” ujar Elil, 54, warga Baleendah. Tidak hanya itu, jalur jalan yang menghubungkan Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, hingga kemarin, masih terputus karena genangan air yang cukup tinggi. Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia masih menormalisasikan longsoran tanah tidak jauh dari Stasiun Leborajo–Leles yang melintasi Bandung–Banjar. “Titik longsor yang terjadi Sabtu (6/4) terjadi di Kilometer 198+9 dan Km 198+4/5,” ujar Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) II Bandung, Bambang Setiyo Prayitno, kemarin. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Udjwalaprana Sigit, kemarin, mengatakan terkait dengan masih merebaknya banjir di beberapa kota dan kabupaten, khususnya Kabupaten Bandung (Bandung selatan), pihaknya masih memberlakukan status darurat bencana. Di Aceh, banjir di Kabupaten Nagan Raya mengakibatkan Razali, 50, warga Desa Blang Teungku, Kecamatan Seunagan Timur, tewas akibat terseret arus. Selain itu, ribuan warga korban banjir di Kabupaten Aceh Barat terpaksa mengungsi. Warga memilih tinggal di tenda-tenda darurat atau menumpang di rumah warga yang lokasinya lebih tinggi. Banjir yang merendam 12 kecamatan di Aceh Barat akibat meluapnya Sungai Meurubo, kemarin. Bengawan Solo Di Jawa Timur, luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojo negoro membawa korban. Seorang penggembala kambing dilaporkan hanyut di Bengawan Solo. Hingga kemarin sore, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian. Upaya pencarian juga mengalami kendala. Soalnya, cuaca sedang hujan deras dan bengawan siaga banjir. Korban bernama Kami, 70, warga Desa Kandangan RT 001/RW 01, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro. Diduga, Kami hanyut di Bengawan Solo saat sedang menggembalakan kambing karena caping dan tiga kambingnya masih ada di pinggir bengawan. “Kami curiga, sampai siang kok tidak kembali. Malah kami menemukan capingnya tergeletak di tepi sungai,“ kata Yatman, warga setempat, kepada anggota Polsek Trucuk, kemarin sore. ERIEZ M RIZAL Post Date : 08 April 2013 |