|
Pengelolaan sampah di wilayah Balikpapan Barat saat ini sudah mulai dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Denagn memanfaatkan bank sampah warga sadar sebenarnya, apabila dikelola dengan baik, maka akan sangat bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. “Sebelumya ada 12 bank sampah tetapi baru-baru ini ada penambahan 3 dari bank sampah RT 39 dan RT 46 Margomulyo sehingga jumlahnya mencapai 25 untuk Balbar,” ujar Hayati pada harian ini Selasa (26/8) kemarin. Lanjut Hayati keberadaan bank sampah memberikan manfaat bagi masyarakat membantu pemasukan ekonomi. Karena itu sosialisasi terus dilaksanakan agar ke depan bank sampah semakin meningkat sehingga keberadaan sampah mendapatkan penanganan baik. Salah satu contoh pengelolaan sampah yang baik sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yaitu pengembangan Bank Sampah Pasar Pandansari di Balikpapan Barat. Bahkan, bank sampah tersebut menjadi salah satu faktor mengapa kota Balikpapan mampu meraih penghargaan Adipura Kencana, penghargaan tertinggi di bidang kebersihan dan lingkungan di tanah air. Bank tersebut didirikan oleh pemerintah kota Balikapan bekerja sama dengan Pertamina. Tujuan pembangunannya tidak lain adalah untuk memberikan contoh agar masyarakat lebih memiliki keperdulian terhadap lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi dari sampah itu sendiri. Bank Sampah terpadu ini berdiri diatas area lahan seluas 200 meter yang terletak persis di belakang Pasar Pandansari yaitu Jl Pandan Wangi, RT 028, Margasari, Balikpapan Barat. Karena berdiri tepat di daerah aliran sungai yang menjorok ke laut, Bank Sampah tersebut dikelilingi pohon-pohon mangrove di kanan dan kirinya. Meskipun pengelolaanya masih sangat sederhana, Bank Sampah terpadu tersebut dipimpin oleh seorang direktur, yakni Busro, warga Margasari yang sudah puluhan tahun mengelola sampah di Pasar Pandansari. "Iya memang tiap hari begini, ada sampah datang terus kita pisahin yang plastik,” sebut Busro saat ditanya rutinitasnya setiap hari di Bank Sampah Pasar Pandansari. Layaknya bank konvensional, Bank Sampah tersebut juga memiliki kartu tabungan. Hal tersebut dipermudah karena Bank Sampah Pasar Pandansari sudah memiliki besaran harga untuk berbagai jenis sampah. Berbagai jenis sampah itu dihargai antara Rp 300 – Rp 55.000. Jenis sampah yang paling tinggi harganya adalah sampah dari bahan tembaga yaitu Rp 55.000, sedangkan yang paling kecil harganya adalah botol anggur dan karung yaitu Rp 300. Biasanya, dalam waktu bulan, ada ribuan kilogram sampah-sampah dari berbagai jenis bahan disetor ke Bank Sampah. Saat ini jumlah nasabah di Bank Sampah Pasar Pandansari sudah mencapai puluhan orang yang sebagian besar adalah para pedagang dan masyarakat sekitar Pasar Pandansari. Data mengenai jumlah sampah dan jenis sampah yang disetor nasabah dicatat secara rapih didalam buku pencatatan. Nantinya buku itulah yang akan menjadi sumber data seluruh transaksi Bank Sampah Pasar Pandansari dalam satu tahun. Dengan adanya Bank Sampah di Balbar, masyarakat semakin sadar akan kelestarian lingkungan dan semakin sadar bahwa sampah bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat jika dikelola secara baik. Post Date : 28 Agustus 2014 |