|
Jakarta, Kompas - Banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dalam catatan Polda Metro Jaya, hingga Selasa (6/2) mengakibatkan 48 warga meninggal dunia. Sebaliknya, Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan mencatat korban tewas akibat banjir sebanyak 54 orang. Dari catatan Kompas, jumlah korban dalam bencana banjir ini lebih besar dibandingkan dengan banjir tahun 2002. Lima tahun lalu, air bah mengakibatkan 25 orang meninggal dunia. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar I Ketut Untung Yoga Ana, Selasa di Jakarta, mengatakan, jumlah terbesar korban meninggal diakibatkan tersengat listrik. Selain itu, juga ada korban yang tewas karena terseret arus, kedinginan, menghirup gas beracun dari mesin penyedot, dan terpeleset. "Korban terbanyak di Jakarta Timur mencapai 9 orang," kata Yoga. Korban di Jakarta Barat sebanyak delapan, Bogor (tujuh orang), Kabupaten Tangerang (lima orang), Kota Bekasi dan Jakarta Utara masing-masing empat orang, Jakarta Pusat (tiga orang), Depok (tiga orang), Jakarta Selatan (dua orang), Kota Tangerang (dua orang), dan seorang di Kabupaten Bekasi. Korban terakhir adalah Sunardi (30), buruh bangunan yang tinggal di Jalan Meruya Utara No 1, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Sunardi tersengat listrik saat membantu majikannya. Saat itu banjir sedang mencapai puncaknya. Selasa pukul 02.00 hingga pagi, hujan deras turun di Jakarta. Hal ini kembali mengakibatkan banjir di sejumlah lokasi. Menurut Ajun Inspektur Satu Suwandi dari Polsek Kembangan, menjelang kejadian, Sunardi asal Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, disuruh membeli paku untuk membetulkan pagar oleh majikannya. Sepulang membeli paku, di tengah jalan Sunardi hampir terseret arus. Agar selamat, dia memeluk tiang listrik di dekat rumah. Ternyata tiang tersebut bermuatan listrik. "Sunardi tewas seketika. Warga sekitar membawa ke rumah majikannya," tutur Suwandi. Catatan Depkes Sementara itu, menurut Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes Rustam S Pakaya, hingga Selasa pukul 19.00, jumlah korban meninggal akibat banjir di Jabodetabek sebanyak 54 orang. "Yang tercatat ini adalah mereka yang meninggal karena hanyut atau tersengat listrik," ujarnya. Jumlah pengungsi di Jabodetabek tercatat 263.009 jiwa. Ada sekitar 3.000 tenaga kesehatan di 248 pos kesehatan yang kini melayani korban. Keluhan korban rata-rata adalah gatal, batuk, pilek, dan diare. Korban yang dirujuk untuk rawat inap di rumah sakit sebanyak 43 orang, antara lain karena demam tinggi serta gangguan jantung. Depkes bersama dinas kesehatan juga akan melakukan penyemprotan desinfektan untuk mematikan lalat, mencegah merebaknya diare, dan leptospirosis. Ini membutuhkan peran serta masyarakat. (amr/win/atk) Post Date : 07 Februari 2007 |