|
Masyarakat di wilayah yang mengalami krisis air sudah menjual gaplek dan kambing untuk membeli air bersih. Sementara jaringan air minum PDAM tidak mengalir dengan rutin, sehingga sebagian masih membeli air. Seperti di Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus Ratusan warga di 7 padukuhan di Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus masih mengalami krisis air. Kepala Desa Sumber wungu Tukinah yang dikonfirmasi Selasa (09/09/2014) membenarkan bahwa sebagian warga di wilayahnya sudah mendapatkan aliran air, hanya saja rata-rata hanya mengalir tiga hari sekali. Bahkan warga yang berdomisili diatas bukit, air sama sekali tidak bisa mengalir meskipun sudah dipasang sambungan rumah. Suradiyo seorang tokoh masyarakat yang juga mantan kepala desa, membenarkan, masalah air masih menjadi problem utama di Desa Sumber wungu. Bagi warga yang belum bisa menikmati jaringan pipa air minum, pada musim kemarau panjang seperti ini, sudah harus menjual harta miliknya untuk membeli air. Hasil panen ketela yang dijadikan gaplek , mestinya untuk cadangan pangan terpaksa dijual untuk memenuhi kebutuhan air. “Untuk membeli air satu tangki dengan harga Rp 160.000/tangki harus menjual 1 kuintal gaplek,” katanya. Post Date : 10 September 2014 |