|
Perkumpulan Mata Ie Alue Pochiek Kabupaten Aceh Besar yang selama ini melayani sanitasi dan air bersih mengalami kesulitan beroperasi karena minimnya anggaran. Perkumpulan yang didirikan oleh Palang Merah Amerika (American RedCross) paska tsunami 2004 silam merupakan bentukan swadaya masyarakat yang bertugas layaknya seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). "Delapan Badan Air dan Sanitasi Gampong yang ada di Aceh, yang merupakan bentukan swadaya masyarakat yang bertugas layaknya seperti PDAM, hanya posisi mereka berada di desa," Ujar Julian Gressando Individual Consultant untuk American Red Cross Banda Aceh melalui press releasenya kepada acehonline.info, Senin (29/07) di Banda Aceh. Menurut Julian selama ini masyarakat memang membayar retribusi, namun masih belum cukup untuk biaya operasional karena pembayaran jauh dari harga minum standar regional air minum Provinsi Aceh. "Sampai saat ini perkumpulan air bersih ini masih mensubsidi kebutuhan air masyarakat, namun pendapatan yang diperoleh dari masyarakat tersebut masih di bawah biaya produksi air bersih per liter, karena daya beli masyarakat yang masih rendah," tambahnya. Julian menambahkan badan-badan air tersebut layaknya memang seperti sebuah lembaga layanan publik yang professional. Perkumpulan Mata Ie Alue Pochiek yang berada di Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Badan Air ini melayani delapan desa, yakni Ladong, Ruyung, Paya Kameng, Beurandeh, Meunasah Kulam, Meunasah Keudeu, Meunasah Mon, dan Lamreh. "Jaringan air bersih yang dibangun oleh American RedCross ini terdiri dari intake air bersih yang merupakan mata air dengan bangunan penampung air, bak penampung atau reservoir untuk menampung air, sistem jaringan perpipaan lengkap dengan instalasi pompa, pintu air, katup pengendalian, yang kemudian tersambung sampai ke rumah-rumah di delapan desa tersebut," ujar Julian. Untuk Itu Julian berharap pemerintah Aceh maupun Kabupaten untuk memerhatikan kondisi badan-badan air ini, terutama memplotkan anggaran untuk pengelolaannya agar nantinya bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat tersebut. "Bantuan tersebut dapat diakses melalui program pemerintah seperti Pamsimas yang berada di bawah koordinasi Dinas Cipta Karya, atau melalui PDAM di kabupaten sebagai upaya perluasan wilayah layanan sampai ke desa-desa. Karena jika tidak, kita akan melihat kembali sebuah persoalan kesulitan air di suatu daerah yang sesungguhnya memiliki sumber air yang melimpah," pungkasnya.
Post Date : 30 Juli 2013 |