Infrastruktur pendukung pariwisata di Kabupaten Wakatobi Provinsi
Sulawesi tenggara dinilai masih kurang. Hal itu pula terkait dengan anggaran
yang juga terbatas.
"Tidak
mungkin suatu daerah pariwisata berkembang dengan baik tanpa kelengkapan
infrastruktur yang baik. Kita akui bahwa infrastruktur masih terbatas,
sementara anggaran untuk infrastruktur masih jauh bila dibandingkan dengan
negara-negara lain, seperti China dan India, bahkan dengan negara tetangga saja
masih sangat tertinggal," kata Tim Komisi V DPR-RI, Mulyadi seperti
dikutip dari situs resmi Kemen PU, Senin (8/7/2013).
Dia
mengatakan, jika ingin menjadi negara maju pertumbuhan ekonomi meningkat, tidak
ada kata lain harus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur.
Saat
kunjungannya ke Wakatobi, Komisi V DPR-RI meninjau kegiatan di Kementerian
Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai IV, yakni pekerjaan pembangunan
pengambilan dan sluran pembawa air baku Kota Wangiwangi Kabupaten Wakatobi (20
liter/detik) bersumber dari mata air Tee Bete dengan debit 45 liter/detik yang
terletak di Desa Numana Kecamatan Wangiwangi Selatan.
Paket
kegiatan ini meliputi pembangunan bak reservoir yang mempunyai kapasitas 175
m3, pengadaan, pemasangan pompa dan genset, pekerjaan jaringan pipa sepanjang
9.825 m, pembangunan rumah genset, dan pembangunan rumah jaga.
"Infrastruktur
tersebut akan melayani kebutuhan air bersih di lima kelurahan (Wanci, Pongo,
Mandati I, Mandati II, Mandati III), dan dua kecamatan (Wangiwangi Induk dan
Wangiwangi Selatan) 3.207 KK dengan jumlah penduduk 16.039 jiwa, diketahui
bahwa sampai saat ini hanya terlayani 600 SR," kata Kepala Balai Wilayah
Sungai Sulawesi IV, Saroni.
Nilai
kontrak kegiatan tersebut, kata Saroni adalah sebesar Rp7,03 miliar, dengan
progress pekerjaan sampai dengan saat ini sebesar 81,40 persen. Sumber mata air
yang kualitasnya memenuhi syarat, layak dikonsumsi dan debit tersedia terdapat
pada sumber mata air Tee Beta 45 liter per detik dan debit terpakai 10 liter
per detik, mata air Wagehegehe 34 liter per detik debit terpakai 15 liter per
detik, mata air Tee Huu 15 liter per detik debit terpakai 10 liter per detik.
"Seiring
dengan laju pertambahan penduduk dan memenuhi kebutuhan air bersih maka perlu
peningkatan pendayaan sumber daya air," jelasnya.
Berkaitan
dengan hal tersebut, Komisi V DPR-RI, dikatakan Mulyadi menyepakati peningkatan
kapasitas sumber mata air Tee Bete dari 30 liter per detik tahun ini ditingkatkan
lagi 10 liter per detik, begitu juga pada mata air Wagehegehe 15 liter per
detik untuk dianggarkan Ditjen SDA pada tahun 2014.
Post Date : 09 Juli 2013
|