|
BATANG - Masyarakat kelompok kurang mampu di Kelurahan Karangasem Utara dan Karangasem Selatan, Kecamatan Batang, kini tidak lagi membeli air secara pikulan. Sebab, 452 rumah sudah merasakan fasilitas pelayanan air bersih dari PDAM Batang. Fasilitas air bersih itu dibangun melalui proyek penanggulangan Dampak Pengurangan Subsisi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diperuntukkan bagi prasarana air bersih tahun anggaran 2004. Subsidi khusus diberikan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu. Kini, 331 rumah warga Kelurahan Karangasem Utara dan 121 rumah di Karangasem Selatan yang sebagian besar penduduknya kurang mampu dan bermata pencaharian nelayan itu, sudah dapat menikmati saluran air bersih Proyek ini pada awalnya berasal dari usulan Bupati Bambang Bintoro SE kepada Menteri Kimpraswil (sekarang PU) Dr Ir Sunarno (saat itu), saat kunjungan kerja di Kabupaten Batang. Tamu dari Jakarta kemudian diajak melihat potensi pelabuhan, dilanjutkan meninjau perkampungan nelayan di Karangasem Utara. "Bupati merasa sangat prihatin atas kondisi di lingkungan tempat tinggal para nelayan. Selain sanitasi yang masih buruk, ternyata masyarakat di sana untuk mencukupi air bersih masih ada yang membeli secara pikulan dari warga lain dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan tarif PDAM," ujar Direktur PDAM H Amien Harsono SE. Tarif PDAM hanya Rp 540/ m3, sedangkan masyarakat kampung nelayan untuk mendapatkan air bersih harus membayar satu pikul Rp 1.500 berisi 40 liter, berarti setiap 1 m3 masyarakat harus membayar Rp 37.500. "Kalau 10 m3 berarti harus menyediakan anggaran Rp 375.000, padahal sebagain besar mereka keluarga kurang mampu." Antusias Menurut Amien, setelah adanya usulan Bupati, PDAM melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Ternyata proyek air bersih itu disambut antusias. Ini terbukti dari jumlah peminat yang sangat besar. Bahkan, lebih besar daripada kemampuan yang terpasang saat ini. Mengingat jumlah peminat yang sangat besar dan kemampuan produksi PDAM telah maksimal, tidak semua calon pelanggan yang berminat dapat dilayani. Menyikapi hal itu, PDAM berencana menambah kapasitas produksi dengan cara membuat sumur bor baru. Sekarang sudah ada sumur bor yang dimanfaatkan sebagai sumber mata air cadangan, namun karena usianya sudah tua, hanya mampu berproduksi sekitar 10 liter/detik.(ar-74) Post Date : 16 Maret 2005 |